Dan hari itupun tiba. Meski hanya ijab kabul, tapi keluarga Wijaya benar-benar menggelarnya secara meriah. Kediaman mereka yang dijadikan tempat dilaksanakannya pernikahan hari itu, terlihat didekor dengan begitu indah. Hanya mengundang keluarga, rekan dekat dan para sahabat. Namun, karena mereka memiliki keluarga besar jadi tamunya tetap saja tidak sedikit. “Mingkem, Jo! Kram nanti bibir kamu senyum-senyum terus!” cibir Wira yang duduk sambil menyuapi makan anak bulenya. “Bujang anak satu kayak kamu mana paham bahagianya orang mau nikah!” balasnya tak kalah nyelekit. “Sialan! Kalau bukan karena kamu buat Xena bunting duluan, sekarang nasibmu juga masih sama ngenesnya kayak jemuran, digantung terus.” Mereka tertawa ngakak. Jo bukannya sewot, tapi malah tertawa nyengir. Memang iya kok,