Khawatir Trisna

1115 Kata

Bilal heran dengan sikap Naresh. Apa yang membuatnya begitu membenci Clay. Sejak makan siang di kantor, Naresh juga membicarakan Clay dan menyatakan keberatannya. Padahal Naresh hanya beberapa bulan bekerja, dan tidak perlu berpikir berat mengenai pekerjaan, karena Clay sudah mengatur semuanya. Clay juga bahkan bersedia mengubah jadwal dan strategi serta data-data demi kenyamanan Naresh bekerja, hingga memutuskan lembur sendirian sore ini. "Atau Idris punya hati dengan Clay," ujar Naresh dengan senyum sinisnya. "Ah. Kamu jangan berpikir seperti itulah. Mana mungkin Idris begitu. Kita tau kisah Idris dan Mbak Hera. Ada-ada saja kamu, Resh," sembur Syarif. Meski Idris beberapa tahun lebih tua dari Naresh, Syarif dan Bilal, suami Hera itu lebih suka dipanggil nama tanpa sapaan lebih tua.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN