Entah kenapa Clay jadi gundah saat melihat sekilas Idris dan Sabine yang saling lirik penuh arti, setelah nama pengganti Idris disinggung Sabine. Tampaknya pengganti Idris tidak seperti yang dia harapkan. "Pokoknya kamu sering komunikasi dengan saya nanti. Apapun tentang keadaan perusahaan ini. Jangan segan-segan menghubungi saya," ujar Idris dengan tatapan hangatnya. Clay tersenyum kecut, sedih membayangkan bekerja tanpa bosnya. Hari-harinya pasti akan terasa berbeda, atau mungkin tidak menyenangkan. Gema rangkul bahu Clay erat. "Naresh baik kok orangnya. Yah ... biasa kalo baru pertama kali kenal. Dulu kamu pertama kali kerja sama Idris kan pasti juga takut-takut," ujar Gema yang sepertinya tahu apa yang dipikirkan Clay sekarang. Clay tersenyum menggeleng. Idris justru menyambutn

