Kana amati anak-anak Bisma yang tidur berhamparan di atas kasur tipis dengan perasaan kacau tak menentu. "Saya awalnya berpikir harus menjaga perasaan Mama saya. Tapi kemudian ... melihat anak-anak, pikiran saya berubah. Apa mereka harus berkorban juga demi menjaga perasaan Mama saya? Mereka masih kecil-kecil dan belum mengerti apa-apa. Yah ... mungkin Clay yang lebih dewasa." Kana raih tangan Bisma dan menggenggamnya. Dia amati wajah Bisma yang murung memikirkan keadaan keluarganya. Kana semakin bangga dengan sikap Bisma. Menurutnya Bisma adalah sosok yang berbakti kepada orang tua sehingga dia tidak mau merusak pikiran atau melukai perasaan mamanya. Dia korbankan dirinya selama ini demi membahagiakan mamanya, tak pernah membantah, menuruti kehendak orang tua hingga bersedia dijodohk

