Mendengar jawabannya yang mengatakan 'iya' rasanya seperti mendapat durian runtuh, aku langsung ingin memeluknya meski akhirnya aku batalkan melihat mata tajamnya seperti memberi peringatan agar jangan sekali-kali berani memeluknya sebelum kami menikah. "Nggak ada kata menyesal ya, aku sudah bersabar menunggu hari ini tiba dan nggak boleh ada pembatalan lagi" ancamku, dia mengangguk dan membuang napasseolah beban berat di pundaknya akhirnya lepas. "Daddyyyyy" Rona menghambur kepelukanku dan mencium pipiku dengan riang, Kean memilih memeluk Briana, "mommy tadi nanya sama aku apa boleh Mommy tinggal 1 rumah dengan Rona, dedek Kean dan Daddy?" tanyanya dengan wajah penuh harap, aku tertawa dan melirik ke arah Briana yang sudah menunduk malu. "Kamu mau tinggal bareng Mommy dan dedek Kean?"
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari