bc

Ketika Jenaka bertemu Paman keponakannya

book_age18+
173
IKUTI
1.1K
BACA
billionaire
contract marriage
family
age gap
forced
opposites attract
friends to lovers
pregnant
arranged marriage
arrogant
badboy
single mother
heir/heiress
blue collar
drama
sweet
bxg
city
office/work place
lies
assistant
like
intro-logo
Uraian

Olivia  Jenaka menyaksikan bagaimana kakak perempuannya meninggal ketika di rumah  sakit dan meninggalkan sosok balita mungil berumur satu tahun bernama Kisya. Sejak saat itu Kisya hanya tinggal bersamanya dan ia berjuang membesarkan Kisya. Olivia bahkan tak pernah bertanya di mana keluarga Mas Krisna suami Kakak perempuannya itu yang juga telah meninggal di tempat,  akibat kecelakaan. Dua orang yang selama ini membantu Oliv membayar uang kuliahnya selama ini hingga ia berhasil dan bisa bekerja disebuah perusahaan yang sangat terkenal.Oliva menjalankan perannya sebagai seorang ibu dan ia sangat menyayangi keponakannya bak seorang ibu yang memang menyayangi anak kandungnya sendiri. Tanpa ia duga sosok seorang laki-laki tampan yang merupakan bos di mana tempatnya bekerja itu mengaku menjadi Om dari keponakannya. Laki-laki dingin yang kaku dan tatapan laki-laki selalu saja terlihat seperti tatapan yang meremehkan orang lain. Sungguh Oliva sangat terkejut dengan sosok yang tiba-tiba datang dan mengatakan akan mengambil keponakannya itu. Haruskan Olivia menyerahkan keponakan yang ia rawat sejak bayi itu kepada CEO tempat ia bekerja. Apakah ia akan mati-matian mempertahankannya dengan melewati proses hukum perempuan hak asuh keponakannya. Tapi tiba-tiba pengacara menyarankan agar Kisya diasuh bersama dan haruskah Oliv tinggal bersama laki-laki berbahaya yang tampan namun memiliki tatapan iblis itu, sedangkan Olivia selama ini selalu menggosipkan laki-laki tampan yang juga CEO-nya itu bersama rekan kerjanya sebagai lelaki penyuka wanita berddada besar.

chap-preview
Pratinjau gratis
Dia Jenaka
Kataku hampir setiap hari ketika aku selalu saja menatap langit dan aku pun mulai berkata wahai rezeki semoga aku bertemu dengan pangeran kaya raya yang menerima aku apa adanya berserta keponakanku Kisya dan aku menjadi Nyonya besar. Itu ucapanku ketika aku selesai menonton drama singkat yang membuatku mengkhayalkan aku juga akan menemukan lelaki kaya raya, hingga aku bisa beristirahat bekerja menjadi babu di perusahaan yang pergi pagi dan sering lembur pulang malam hari. Ya mamakku adalah Olivia Jenaka Gendis, nama unik yang diberikan mendiang orang tuaku yang dulu kaya raya dan kemudian ketika meninggal dunia dua orang anaknya ini, terusir dari rumah mewah. Ya...jika kebanyakan sinetron atau film bercerita seperti cinderllea tapi aku dan Vena kakak kandungku memiliki cerita lain. Perebutan perkebunan keluarga yang dikelola oleh orang tuaku selama ini, jatuh kepada Adik kandung Papi yang harusnya menjadi wali dari aku dan kakak sulungku. Tapi karena Tante kita istri Omku adalah tante gila yang jahat, jadi kami berdua disekolahkan di luar kota. Alih-alih mendapatkan kiriman uang yang cukup untuk sekolah, kami berdua akhirnya hidup terlunta-lunta. Ya ceritaku tak sampai disitu, setelah aku dan Vena kakak dukungku berhasil berjualan kue sarapan pagi untuk mencukupi kebutuhan sekolah kami berdua, Kakakku diterima di Univeristas dengan beasiswa penuh dan disana ia bertemu dengan Mas Krisna, Bapaknya Kisya keponakanku ini. Setelah menikah kehidupanku mulai normal karena kakak iparku, memintaku fokus berkuliah dan mereka yang akan membiyayaiku kuliah. Aku capek aku minum dulu ya guys...hmmm...lanjut ya... gasskeun. Begini hidupku kembali berada dititik terendah ketika berita kecelakaan menimpa Kakakku dan kakak iparku. Aku kehilangan dua orang yang paling penting dalam hidupku dan meninggalkan bayi mungil bernama Kisya yang saat ini berumur lima tahun. "Mimi..." panggilnya. "Apa nak," ucapku. "Kapan Pipi Kisya di download, Mi?" Tanya Kisya membuatku tertawa mengingat aku selalu bilang kalau Pipi Kisya masih dalam proses dan belum sempat aku download. "Hehehe...Mimi itu ya Kis belum sempat update gimana mau download," ucapku dan seperti biasanya bibir Kisya akan maju beberapa senti dan ia ia telihat sangat kesal. "Di sekolahku Mi, olang-olang bawa Pipinya ke Sekolah diantelin gitu, Mi," ucap Kisya. "Loh...Kisya kan diantar juga sama Pak Diman," ucapku karena jika aku tidak sempat mengantar Kisya ke sekolah, maka ada Bapak ojek langgananku Pak Diman telah siap sedia mengantar Kisya ke Sekolah. "Beda Mi, ...masa Kakak Diman yang jadi Pipiku nanti olang-olang bilang begitu," ucap Kisya kesal. "Loh kenapa dipanggil Kakak itu bapak Diman,? Bapak Diman bukan kakak nak!" Ucapku penasaran ada konspirasi apa diantara tukang ojek langgananku dengan keponakanku ini. "Nggak tahu Mi," ucap Kisya. Ini akik-akik mau kelihatan muda padahal gigi udah ompong untungnya dia baik banget sama aku dan Kisya, apalagi pacarnya si Bapak si Eneng lotek pengkolan yang juga sering kali memberikan Kisya nasi uduk gratis. "Ayo Nak Mimi anterin ke sekolah nanti pulangnya Pak Diman atau nanti Mama Nindy yang jemput biar Kisya bisa main dulu ke Rumah Kale. Nindiya merupakan teman yang aku peroleh ketika aku memasukan Kisya ke Sekolah yang sama. Kisya dan Kale, berteman akrab hingga aku pun akhirnya juga berteman akrab dengan Nindiya, apalagi kami berdua sama-sama ibu tunggal. Aku mengantar Kisya ke Sekolah dengan menggunakan sepeda motor butut andalanku sejak kuliah dan beberapa menit kemudian, akhirnya aku sampai disekolah. Aku mengantarkan Kisya sampai di gerbang, lalu aku segera melanjutkan pejalananku menuju kantor. Aku beruntung bekerja di Sagara grup dan saat ini aku bekerja divisi pemasaran ya...di divisi ini, aku dituntut untuk menjadi lebih kreatif agar mendapatkan banyak bonus. "Pagi Jenaka," ucapnya menyapaku. Nama laki-laki itu Tugi, dia berusia dua puluh tujuh tahun dan masih jomblo. Awal aku masuk ke perusahaan ini, Tugi melakukan pendekatan dengan bermaksud mengajakku berpacaran, tapi aku mengatakan kepada Tugi kalau aku sudah punya anak dan seorang janda tanpa menikah, membuat Tugi mundur perlahan karena orang tuanya menginginkannya menikahi perempuan yang masih single. "Mas Tugi, nama saya ingat ya Olivia, Jenakanya nggak usah disebut dong!" Pintaku membuat Mas Tugi Terkekeh. "Lagian ya..." ucapku terhenti saat Tugi tiba-tiba terlihat gugup. "Jen...itu..." ucap Tugi gugup. "Itu apaan sih?" Tanyaku. Aku mengalihkan pandangannya ke belakang dan oh my good aku melihat sosok tampan yang selalu saja menjadi buah bibir di kantor ini. Raden Sagara, lelaki tampan yang memiliki kuasa penuh di Perusahan ini. Dia menatapku dari atas hingga kebawah dan melangkahkan kakinya acuh tak acuh. "Pagi Pak," sapaku. Aku hanya tak ingin dipecat karena tidak menyapa Pak Raden yang kaya raya ini dan akhirnya aku jadi gembel, hingga hidup prihatin bersama keponakanku. Apalagi aku sekarang ini sangat sulit mendapatkan pekerjaan, soalnya aku itu nggak sepintar Vena kakak kandungku tapi aku rajin. Rajin menabung, rajin bekerja, rajin ngurus anak dan rajin menggosip. Untungnya aku memiliki wajah yang cantik dan aku disukai banyak lelaki yang ada di kantor ini kecuali Bapak Saga. Pak Saga itu lelaki yang berkualitas, pasti dia menyukai perempuan cantik yang memilik p****t penuh dan d**a montok, yang bisa membuat wajah kaku itu berubah menjadi wajah m***m. Itu yang selalu aku katakan kepada rekan kerjaku saat kami bergosip di kantin kantor ini. Ya...para perempuan jomblo seperti kami ini hanya bisa membayangkan menjadi cinderlla yang akan disukai lelaki kaya, makanya sebagian dari kami itu banyak yang tergila-gila dengan Pak Raden Sagara kecuali aku. Ya...aku tidak suka bermimpi karena hidupku ini harus sesuai realita. "Mas Tugi duluan, aku mau bikin kopi dulu nggak sempat ngopi tadi," ucapku. "Aku satu dong Jen!" Ucapnya dan aku kesal karena sudah beribu kali aku mengatakan kepadanya jangan panggil aku Jenaka, tapi mereka semua tetap saja memanggilku Jenaka. "Ogah buat sendiri," ucapku melangkahkan kakiku menuju lift. Aku masuk kedalam lift bersama karyawan lainnya dan tak butuh waktu lama saat ini, aku telah keluar dari dalam lift. lalu menuju kubikelku. Aku terkejut ketika beberapa rekan kerjaku tampak sedang bergosip membuatku segera melangkahkan kakiku mendekati mereka. "Kalian lagi ngomongin apa?" Tanyaku penasaran. "Itu ada tamu bos cantik banget seksi Jen," ucap Dina. "Ya ampun aku kan sudah bilang si bos itu tipenya bukan kita, tapi perempuan bertetekk besar alias berdada gede," ucapku. "Coba lihat d**a kita saja kecil begini ya mau sampai kapan kalian berharap kalau bos Bapak Raden Sagara tercinta itu akan menatap kalian sedetik, dua detik, tiga detik kagak ada. Ingat kita bukan anak orang kaya tapi perintis yang ingin kaya!" Ucapku membuat mereka semua terkejut karena ternyata sosok Raden Sagara telah berada disamping mereka dan mendengar ucapan Olivia Jenaka. "Kamu yang suka bergosip, selesaikan laporan perencanaan PT Citra hari ini juga!" Ucapnya membuatku membuka mulutku karena aku sungguh sangat kesal saat ini. Yaudah aku kerjakan dari pada aku dipecat, astaga sial banget sih hari ini, ini mulut kenapa sih harus lemes gini.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
4.2K
bc

Tentang Cinta Kita

read
212.1K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
167.2K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
292.2K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
151.8K
bc

Ketika Istriku Berubah Dingin

read
3.3K
bc

TERNODA

read
192.5K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook