Oliv masih saja terisak namun ia mengeratkan pelukkannya, tentu saja memeluk Saga seperti ini merupakan kesempatan langkah mengingat sikapnya yang begitu dingin. Ia masih menerka-nerka bagaimana bersikap yang harus ia lakukan, agar suaminya ini luluh padanya. Kalau ia manja kepada suaminya ini apa suaminya ini akan menghargainya, tapi yang jelas saat ini berada dipelukkan Saga membuatnya merasa sangat nyaman.
"Saya tidak mungkin menarik hukuman yang saya berikan kepada kamu sekarang juga, hanya karena kamu menangis," ucap Saga.
Oliv melepaskan pelukkannya, ia menatap Saga dengan kesal dan sialnya air matanya terus saja menetes. "Kamu ternyata sangat cengeng," ucap Saga.
"Namanya juga perempuan, kamu pikir aku itu wonder women gitu nggak pakai nangis walaupun sudah dijahatin dan mendapa
