Nindiya melangkahkan kakinya dengan cepat menjauhi Betran dan ia tidak ingin berbicara dengan Betran. Rasa sakit akan kebohongan Betran membuatnya benar-benar sulit untuk percaya Betran, karena tak ingin dipermainkan oleh Betran Cornelius Kertanegara. Saat ini ia segera masuk kedalam kamarnya dan ingin menutup pintu kamarnya namun tiba-tiba sebuah tangan menahan pergerakannya. "Jangan menghidari saya Nindiya, kita tidak bisa seperti ini terus! Saya ini suami kamu Nindiya, saya berhak atas kamu dan sudah seharusnya kamu menuruti perintah saya sebagai imam kamu!" Ucap Betran dingin. Harusnya ia bisa bepergian dengan istrinya, pergi bulan madu atau ke acara penting di kantornya, tapi istrinya ini selalu mengacuhkannya dan itu membuatnya kesal. "Kamu mau apa agar kamu berhenti marah sama sa

