Anin menatap kearah pintu, ia mendengar suara isakan tangis membuatnya mengerutkan dahinya dan ia penasaran dengan apa yang telah terjadi. Anin segera berdiri dan ia ingin melihat siapa yang saat ini sedang menangis. "Ada yang menangis, Mas," ucap Anin. Mario tersenyum tadi ia telah melihat sosok Nindiya berada didepan pintu dan ingin masuk kedalam ruangan ini, tapi terlihat ragu. Tiba-tiba pintu terbuka sosok Nindiya terlihat bersimbah air mata membuat Anin terkejut dan ia segera mendekati Adiknya itu hingga keduanya berpelukkan, suara tangis terdengar dan Anin terlihat begitu sedih saat ini hingga ia juga meneteskan air matanya. "Hiks...hiks...maafkan aku Mbak, hiks...hiks...aku sayang Mbak," ucap Nindiya membuat Anin ikut terisak. "Siapa sih yang nggak sayang sama kamu dek hiks...hi

