Olivia mengerutkan dahinya karena ia kesal kenapa laki-laki dingin ini mau datang ke Rumahnya. Ia merasa ada yang tidak beres jika laki-laki ini tidak menyukainya, lalu kenapa ingin datang ke rumahnya. Apalagi rumahnya itu bukanlah gedung mewah yang sering diinjak oleh kaki laki-laki ini, tapi kontrakan kecil dengan biyaya sebulan yang sangat murah.
"Pak...rumah saya kecil, sumpek dan nggak nyaman buat didatangi, Bapak mau apa sih ke rumah saya? Mau numpang mandi?" Tanya Olivia dan ia segera menutup mulutnya karena merasa bodoh mengatakan hal sekonyol ini kepada atasnya, yang bisa saja membuatnya menjadi seorang pengangguran hari ini.
"Saya hanya ingin tahu dilingkungan mana kamu tinggal," ucap Saga.
"Wah kalau masalah lingkungan Pak, lingkungan saya itu orangnya pada baik, nggak sombong dan rajin menabung biar cepat kaya," ucap Oliva membuat Fahmi terkekeh. Saga melihat kearah Fahmi dengan kesal, bisa-bisanya sekretarisnya itu tertawa mendengar ucapan perempuan ini. "Bapak kalau kayak gini itu Bapak seperti laki-laki yang tergila-gila sama saya, Pak serius deh Pak," ucap Olive.
"Saya tidak habis pikir kenapa kamu bisa diterima bekerja diperusahaan saya," sinis Saga membuat Olive membuka mulutnya tidak terima dengan pernyataan Saga. Walaupun begini, ia adalah lulusan terbaik dikampusnya dan menerima beberapa penghargaan. Haruskah Olive menceritakan semua penghargaan yang ia dapatkan karena sekarang ia merasa harga dirinya terluka.
"Maaf ya Pak, saya tidak bisa diterima Bapak bilang Bapak tidak habis pikir, kenapa saya bisa diterima bekerja diperusahaan Bapak, saya itu ya Pak diterima murni nggak ada orang dalem atau apapun itu. Saya ini pintar Pak cerdas semua pekerjaan saya itu selesai dengan baik, Pak," ucap Oliv kesal karena memang semua pekerjaannya selama ini selesai dengan baik.
'Gila aja ini orang meragukan kemampuan gue, astaga ini orang dari kutub mana sih...susah banget diajak bicara. Amit-amit deh bisa sering ngobrol sama nih orang, hampir semua para klien perusahaan yang diserahkan ke gue bisa gue bujuk agar mereka mau bekerja sama,' Batin Olive kesal.
"Jenaka saya itu maunya kamu segera membawa saya ke Rumah kamu dan mungkin saya bisa mempertimbangkan kamu, apa pantas untuk merawat anak," ucap Saga.
Oliv melototkan matanya karena laki-laki ini membahas soal anak padanya. "Astaga Bapak, Bapak ternyata punya anak tanpa menikah? Udah bisa diduga sih..." ucap Oliv dan ia segera menutup mulutnya dengan cepat karena lagi-lagi ia telah berani mengatakan hal ini didepan Saga seolah mengejek Saga.
Saga mengerutkan dahinya dan ia telihat kesal dengan tingkah perempuan aneh bin ajaib yang harusnya mendapatkan pendidikan lagi , yaitu pendidikan cara bagaimana bisa menjaga mulutnya. "Maksud kamu apa?" Tanya Saga dingin dan ia terlihat tidak suka dengan ucapan Oliv.
"Nggak ada apa-apa Pak," ucap Oliv menelan ludahnya.
"Kamu jangan membuat saya emosi Jenaka!" ucap Saga dingin .
"Siapa juga yang mau membuat Bapak emosi nggak ada Pak, tapi kan Bapak yang aneh apa saya pantas merawat anak. Saya ini ya Pak juga sudah punya anak Pak. Anak saya umurnya sudah lima tahun, cantik pintar dan cerdas. Tapi maaf saya bukan pengasuh kalau yang Bapak mau itu mencarikan pengasuh buat anak Bapak," ucap Oliv kesal.
Fahmi menghela napasnya nampaknya pembicaraan Saga dan Olivia akan sangat panjang jika keduanya tidak berada pada titik pokok permasalahan. Entah apa yang dipikirkan Saga, hingga tidak mengatakan langsung perihal keponakannya yang saat ini dirawat Oliv. "Pokoknya saya mau kamu sekarang membawa saya ke rumah kamu, sekalian saya mau bertemu dengan anak kamu!" Ucap Saga.
"Bapak mau kenalan sama anak saya? Untuk apa Pak?" Tanya Oliv kesal.
"Maaf ya Pak saya nggak ada niat nikah karena saya itu fokusnya sama anak saya, belum tentu nanti Bapak bisa sayang sama anak saya dan kalau saya pergi kerja Bapak di rumah nanti Bapak cubit. Amit...amit jangan sampai, apalagi zaman sekarang banyak banget laki-laki pedofill, aduh ngeri banget..." ucap Oliv kesal dan ia memegang tengkuknya karena takut jika itu benar-benar terjadi.
Saga membuka mulutnya dan ia tidak menyangka akan jadi seperti ini, sedangkan Fahmi menahan tawanya karena sosok Olivia Jenaka memang selucu itu dan jika ia bisa terlibat setiap hari dengan Oliv, pasti hidupnya akan sangat bahagia karena si cantik ini sangatlah lucu dan imut.
"Kamu sekarang pilih membiarkan saya bertemu dengan anak kamu sebentar saja atau saya pecat kamu, tanpa uang pesangon dan saya akan memblaklist kamu agar kamu sulit mendapatkan pekerjaan lagi!" Ancam Saga.
"Astaga jahat banget..." ucap Oliv kesal dan ia ingin sekali menjambak laki-laki tampan yang ternyata sangat kurang aja. Baginya laki-laki tampan itu, harusnya tidak perlu dikagumi karena hanya akan mengganggu isi otaknya yang polos. Apalagi laki-laki dihadapannya harusnya memiliki senyum manis seperti kakak iparnya yang sangat ramah dan penyayang, namun naasnya Krisna tidak memilik umur yang panjang. "Pak ngancem orang kecil kayak saya ini dosa besar Pak, saya tersiksa nanti rezeki Bapak mampet, percaya deh Pak," ucap Oliv kesal.
"Jadi kamu beneran mau saya pe..." ucap Saga membuat Oliv segera menggelengkan kepalanya.
"Ampun Pak, jangan!" Pinta Oliv dengan menatap Saga dengan sendu.
"Kalau jangan harusnya kamu mengerti kan apa yang harus kamu lakukan!" Ucap Saga dingin dan perempuan yang ada dihadapannya ini sangat menyebalkan.
"Iya Pak oke, Bapak boleh ke rumah saya Pak!" Ucap Oliv pasrah.
"Nanti jam tiga kita ke rumah kamu!" Ucap Saga.
"Gimana kalau jam makan siang saja Pak, saya harus menjemput anak saya di sekolahnya Pak, sekalian kalau Bapak bersedia saya diizinkan pulang cepat ya Pak!" Pinta Oliv.
'Astaga liv lo nggak tahu diri banget jadi orang Liv sumpah, harusnya kan lo nggak kayak gini Liv dikasih hati minta jantung, lo minta pulang cepat...bener-bener mau dipecat lo Liv,' Batin Oliv.
"Oke Jenaka jam makan siang kamu tunggu saya di lobi kantor!" Ucap Saga.
"Oke Pak," ucap Oliv dan ia telihat kesal, namun ia menahan dirinya untuk tidak menujukkan kekesalannya.
"Saya permisi dulu Pak!" Ucap Oliv dengan nada lirih seolah ia baru saja kehabisan tenaganya. Ia melangkahkan kakinya menuju pintu keluar ruangan ini, namun saat ia menarik handel pintu, ia menghentikan langkah kakinya karena mendengar suara berat yang sangat mencekam.
"Kamu masih nggak rela saya datang ke rumah kamu?" Tanya Saga dingin.
"Bukan rumah Pak tapi kontrakan, saya rela kok Pak," ucap Oliv dengan suaranya yang ia buat seceria mungkin.
"Kalau kamu tidak rela kamu bilang saja, biar saya pecca..." ucap Saga yang ingin kembali mengancamnya.
"Ya ampun Bapak sayang, saya rela kok," ucap Olivia mengerjapkan sebelah matanya lalu ia tersenyum bahagia dan ia mengulurkan kedua tangannya, seolah minta pelukan.
'Astaga nyebelin banget lo Saga, lo kayak iblis yang ingin memanfaatkan orang lemah kaya gua, apa sih sebenarnya rencana lo...nyebelin banget jadi orang, bukan orang lo tapi iblis berwajah tampan bermulut serigala,' Batin Oliv.