“Kurasa kita sudah selesai. Aku harus pulang untuk menyiapkan CV yang akan kukirim ke beberapa perusahaan besok. Permisi.” Tara mencoba melepaskan cekalan tangan Bastian. Namun, Bastian semakin erat mencekal tangannya. “Bastian, please!” Tara memohon. “Kamu pikir kamu wanita yang paling suci, tidak tersentuh?” Bastian terdengar ketus. Tara merasa Bastian sedang mengancamnya. Haruskah ia takut? Iya. Tara memang seharusnya takut karena satu alasan. “Aku memang bukan wanita suci, tapi setidaknya aku tidak murahan seperti cewek kamu itu. Siapa namanya?” tanya Tara dengan nada merendahkan dan berpura-pura bersikap santai. “Oh, iya?” Tatapan Bastian semakin menantang. Jantung Tara berdebar dua kali lebih kencang, tapi ia berharap apa yang akan terjadi bisa menghentikan pemecatan atas di

