“Barra…kamu gak gila, kan? Masih waras bukan? Bagaimana mungkin segampang itu kamu mengakhiri rencana pernikahan yang sudah di tetapkan?” tanya Sasya dengan ketus.
“Kok tau kalau aku udah gak waras sekarang?” tanya Barra lagi menahan senyum melihat ekspresi kesal di wajah Sasya. Satu hal yang dia syukuri saat ini adalah, jalan menuju kebersamaan dengan Sasya semakin terbuka, sehingga dirinya merasa tenang.
“Astaga…percuma pinter trus segudang prestasi kalau akhirnya gila gini…” celetuk Sasya lagi menanggapi reaksi Barra perihal pembatalan pernikahannya.
“Gak masalah, yang penting pinter aja dulu, banyak aja prestasi yang lain nyusul dech…”
“Barra!! Please. Jangan becanda mulu, aku lagi serius ini…” teriak Sasya kesal.
“Aku juga serius, Sya. Lebih baik gagal menikah, daripada aku menik
