"Jangan berlebihan, Kak. Aku tidak kemana-mana..." jawab Sasya dengan kalimat pasrahnya. "Memang seharusnya begitu, tidak ada yang boleh melangkah pergi dariku..." ucapnya sembari menggenggam jemari tangan Sasya. Sasya hanya mampu menelan ludahnya, dia lelah dengan kekacauan yang ada di antara dirinya dan pria yang menikahinya, itu mengapa dia lebih memilih berdamai dengan hatinya dan mencoba menjalani kenyataan bahwa dirinya telah menikah dengan pria yang memiliki kebiasaan yang berbeda. Mobil berhenti di sebuah parkiran restaurant Jepang ternama di kota Jakarta. "Aku sering membawa tamu kenegaraan untuk menikmati makanan di sini. Di tempat ini, tak hanya menu makanan Jepang. Makanan Indonesia juga banyak tersedia dan memiliki cita rasa yang tinggi..." terang Braga sembari menggandeng

