“Tuan, Barra memanggil saya?” tanya Wandira dengan senyum cerah yang memamerkan gigi gingsulnya. Lalu dia menatap direkturnya ada di sana dengan tatapan wajah terkejut. “Tuan..” sapanya sembari menganggukkan kepala dengan sopan. “Duduk, Wandira, kamu tidak sedang bekerja bukan?” tanya Barra santai lalu dia melirik jam di tangannya. “Lagian ini juga di luar jam kerja” lanjut Barra di jawab dengan ramah menatap Wandira dengan senyuman mautnya, membuat Wandira duduk di kursi yang di tunjuk Barra, hingga membuat Barga semakin salah tingkah. Sedangkan Wandira masih terus menerus menebar senyum sembari sesekali menatap sang putra sah dari pimpinan Faresta Group dan pewaris sahnya. “Wandira, tolong, berikan saya draft meeting kali ini, kamu bawa laptop bukan? Dan semua yang di butuhkan sesuai p

