“Aku sudah curiga kalau pria yang menyelamatkanku dari trolley waktu itu adalah kau. Aku sangat mengenalimu dengan baik!” bangga Feli pada diri sendiri setelah Eric menceritakan semuanya. Ternyata selama ini sang daddy masih selalu mengawasinya melalui Eric. Pria yang duduk tegap di depannya ini sudah berada di negara ini sejak ia menginjakkan kaki di sini. “Santailah sedikit, Eric. Cara dudukmu membuatku pegal sendiri melihatnya.” Feli mendengus geli dengan tangan bersedekap. Sejak beberapa menit yang lalu, ia berada di dalam kedai es krim yang letaknya tak jauh dari kafe kopi tempatnya memesankan sang majikan kopi. Feli duduk menghadap ke luar kedai, sementara Eric menghadap meja kasir yang tak jauh berada di depan mereka. “Maaf, Nona, tapi pekerjaan saya mengharuskan saya selalu was