Suara itu adalah suara pria yang tadi menatapnya tajam dari balik kaca kedai. Wajah pria itu terlihat menyeramkan, membuat bulu roma Feli berdiri, dan tubuhnya bergidik ngeri. ‘Baru saja aku merasakan surga, kini aku sudah dihadapkan dengan neraka!’ gerutu Feli di dalam hati. Feli kembali membuka mata, lalu berusaha memasang senyum sebelum berdiri dan membalikkan tubuh. “Tuan Mendez??? Mengapa Anda bisa ada di sini?” tanya Feli ceria dan pura-pura terkejut. Ya, pria yang dilihatnya adalah sang majikan yang selalu seenaknya sendiri padanya itu. “Mana kopiku?!” seru pria itu menuntut. “Kopi—ah ya k-kopi Anda sudah aku pesan,” balas Feli gugup sambil menunjuk ke arah kasir di kedai ini. “Aku tidak but4 dan dapat melihat dengan jelas jika tempat ini adalah kedai es krim yang tidak menju