Jerrald menarik napas dalam, lalu membuangnya perlahan. Tubuhnya bergetar, tapi ia berusaha untuk tenang seperti sebelum traumanya kembali beberapa hari yang lalu. Ia berusaha memikirkan apa saja, asalkan pikirannya teralihkan dari lift yang saat ini ia naiki. ‘Hanya sebentar. Beberapa lantai lagi, dan aku akan sampai di bawah,’ mantranya di dalam hati. Jerrald terkesiap saat merasakan remasan lembut di tangannya. Pandangannya beralih ke arah seorang wanita yang berdiri tepat di sampingnya. Matanya bertemu dengan bola mata indah wanita itu. Jantung Jerrald berdetak kencang. Tatapan itu seakan mengatakan jika ia tidak perlu takut dengan apa pun, karena wanita di sampingnya ini akan selalu ada untuknya. Jerrald kembali merasakan remasan itu. Perlahan, senyum muncul dari bibirnya. Ia memb