“Sekretarisku mengatakan jika Anda adalah teman sekolahnya di high school. Dunia ternyata sempit ya, Tuan Mendez.” Jerrald tersenyum tipis demi kesopanan. Namun tatapan matanya terlihat enggan membicarakan hal itu. “Kalian satu kelas?” Mata Jerrald memicing. Pura-pura mencoba mengingat. Tak berselang lama, ia buka suara. “Saya tidak yakin. Mungkin kami satu kelas, tapi mungkin juga tidak.” Jerrald menatap seorang wanita cantik seusia dengannya itu membelalak terkejut. “Anda tidak ingat?” tanya pria paruh baya itu penasaran. “Dulu saat di sekolah, saya lebih suka menghabiskan waktu sendiri.” Pria paruh baya itu mengangguk mengerti. Jawaban Jerrald sudah cukup membuatnya paham dan tak lagi melanjutkan pembicaraan tentang hal itu. Itu sama saja pria muda di depannya ini mengatakan ‘tak