54. APA SALAHKU, MA?

1911 Kata

Maria melangkahkan kaki menuju kamar Giana yang masih tertutup rapat. Waktu menunjukkan pukul tujuh pagi dan putrinya sama sekali belum menunjukkan tanda-tanda bangun dari tidur apalagi pergi bekerja. Tangannya terulur membuka pintu dengan hati-hati agar tidak membuat Giana marah karena kaget. Namun ketika melihat Giana tengah meringkuk dengan selimut tebal menutup tubuhnya, Maria merasa ada yang aneh dengan putrinya. “Giana, kenapa belum bangun? Kamu libur kerja?” tanya Maria mendekati tempat tidur Giana. “Tumben banget kamu belum bangun?” Perlahan ada pergerakan dari Giana dan itu membuat Maria menghela napas pelan. Tidak biasanya Giana seperti ini sehingga membuat Maria curiga. “Ma,” panggil Giana pelan dan suara terdengar berat. “Astaga! Kenapa wajah kamu pucat begini dan mata kamu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN