16. L(Over)

1463 Kata
Kin berjalan santai menuju kelasnya. Matanya melihat satu objek di hadapannya, perempuan yang sedang berjalan terburu-buru sambil merapikan ikatan rambutnya. Kin tersenyum melihat Cleona yang berada beberapa meter cukup jauh darinya.  Entah mengapa Cleona tidak ingin hubungan mereka di publikasikan. Padahal tanpa mereka ketahui banyak sekali orang yang sudah tau hubungan mereka. Siapa di sekolah ini yang tidak tahu Kin, semuanya pasti tau siapa Kin. Laki-laki tampan, dingin, cuek dan berwibawa. Kin mengerti, Cleona tidak suka di kenal banyak orang. Jika hubungan mereka di publikasikan, Cleona tidak ingin dirinya menjadi perhatian banyak orang.  "Dasar, anak kecil," gumam Kin yang sekarang melihat Cleona sudah berbelok kearah kanan, di mana koridor menuju kelas 11 berada.  Kin berjalan menuju kelasnya, sambil membawa tas yang ia kenakan di bahu kanannya, dan tas bekal yang Cleona berikan kepadanya.  "Hai, Abang Kin ...." Ada sebuah tangan menggandeng lengan kirinya. Kin mendengus kasar melihat manusia jadi-jadian berada di sebelahnya.  David, melingkarkan tangannya dengan erat di lengan Kin. "Awas," ucap Kin mencoba mengusir David.  "Aaaaa ... Abang Kin jahat deh," kata David mencoba menggoda Kin dengan suara yang ia buat-buat.  "Stres, lu." Kin dengan cepat menghempaskan tangan David.  "Galak banget sih, Kin. Hebat banget Cleona selama ini sama, lu." "Gua baik milih-milih orang," kata Kin singkat.  "Ekhem-ekhem." David mencoba mengembalikan wibawanya setelah melihat Nola yang berada di belakangnya, dan mencoba mengobrol santai dengan Kin.  David yang melihat Nola pun melambaikan tangannya, dan dibalas lambaian tangan oleh Nola juga. Di rasa Nola sudah pergi berbelok kearah kelasnya, David mengusap dadanya yang berdetak kencang. Kin yang melihat itu menggelengkan kepalanya. Mengapa dirinya harus memiliki teman-teman seperti David, Ben dan Reynand yang sangat-sangat aneh ini. Jika bukan David yang menggoda Kin, pasti Ben ataupun Reynand yang akan menggodanya.  "Kalau suka tembak. Jangan di diemin," ucap Kin.  "Ah, gua belum siap. Doi keliatannya galak banget," kata David yang membuat Kin sedikit tertawa.  "Nola tomboi. Kalau lu deketin pasti jadi cewek kok." "Gua takut kalau nanti pacaran terus ribut, gua malah di ajak boxing lagi, kan gak lucu, Kin." "Laki kok takut," kata Kin, tak terasa mereka sudah sampai di kelas yang sudah diisi banyak orang.  "Yeuuu ... Laki kok bawa bekal," sahut David yang berjalan mengikuti Kin yang sudah terlebih dahulu menuju kursinya berada.  Sudah ada Ben dan Reynand di sana. Mereka mengambil tempat duduk di paling ujung belakang. Kin melihat Ben yang sedang tertidur dengan menutup wajahnya menggunakan jaket berwarna hitam. Dan Reynand yang tengah asik bermain game di ponselnya.  "Pagi-pagi hidupnya udah loyo-loyo kaya gini," ucap David yang duduk di dekat Ben yang tengah tertidur.  Kin yang menghiraukan semua sahabatnya itu, lebih baik ia memilih untuk sarapan. Karena sejak malam perutnya belum diisi oleh karbohidrat.  Kin mengeluarkan dua kotak bekal dan satu botol minum. Kin membuka tutup kotak bekal itu banyak sekali potong sandwich yang Cleona buat untuknya. Sepertinya Cleona sudah berniat untuk Kin bisa makan bersama teman-temannya.  "Waw ... Kamu bawa bekal apa?" Tanya Reynand yang sekarang sudah menyimpan ponselnya, dan melihat Kin yang tengah memakan sandwichnya.  "Kamu-kamu. Jijik," ucap Kin singkat.  "Dasar mas-mas galak," kata Reynand yang sekarang ikut makan.  "Enak nih kayaknya." David yang merasa lapar pun ikut makan.  "Ben, udah makan belum, lu?" Tanya David.  Ben yang tengah tertidur dan mendengar suara tentang makanan itu pun langsung terbangun dan bergabung dengan Kin, Reynand dan David untuk sarapan sandwich yang di buat oleh Cleona.  "Tumben banget bawa kaya ginian, lu. Oh ... Gua tau, pasti ini dari Cleona-kan?" Kata Reynand yang dijawab oleh dirinya sendiri.  "Cleona baik banget ya, udah manis, baik, sem--"  Belum selesai David menyelesaikan ucapannya, Kin sudah menyumpal mulut temannya itu dengan satu potong roti.  Ben dan Reynand yang melihat itupun tertawa. "Lu kalau ngomong di jaga. Kena-kan lu, hahaha," kata Ben yang belum berhenti tertawa.  Dengan kesal David mengunyah roti yang ada di mulutnya. Mereka sarapan sambil sesekali bercanda gurau, dan mengobrol beberapa topik yang tengah terjadi belakangan ini.  ... Bel istirahat berbunyi. Cleona dan Nola memilih untuk pergi ke kantin, tanpa alasan sebenarnya, perut mereka tidak lapar namun mereka hanya ingin berjalan-jalan.  "Bye the way ... Gue liat tadi ada cewek cowok turun dari mobil sport yang diparkir di parkiran guru, siapa ya? Lo kenal gak? Gue enggak pake kacamata tadi," ucap Nola bercerita. Cleona yang mendengar itu sedikit terkejut, ia tahu jika Nola ingin menggoda dirinya.  "Perasaan gue pernah liat mobilnya, tapi dimana ... Ya?" lanjutnya lagi.  "Ah, Cleona! Punya mobil bagus kaya gitu kenapa gak di pinjemin ke gue sih ..." Ucap Nola yang tiba-tiba menjawab pertanyaannya sendiri.  "Kamu heboh deh, biasa aja tau," kata Cleona.  "Habisnya, gue diajakin jalan-jalan cuma pake mobil itu. Tapi Kin malah di kasih mobil itu." Nola memanyunkan bibirnya.  Cleona merangkul bahu Nola. "Maaf ya. Bukan aku enggak mau bawa kamu pakai mobil itu. Tapi ... Aku enggak bisa bawanya, hehehe ..." Kata Cleona diakhiri bisikan.  Sesampainya di kantin yang sudah di penuhi banyak orang, mereka bingung harus membeli apa. "Banyak banget orang, kita balik lagi yuk," ajak Cleona yang tidak suka jika banyak orang seperti ini.  Nola mengangguk, dan mengajak Cleona untuk pergi menuju taman depan karena di sana tempatnya sangat sejuk.  "Gue pengen banget makan es siang-siang gini. Tapi gigi gue suka ngilu," curhat Nola.  "Masa gigi kamu udah ngilu sih? Kamukan masih muda ...." "Hehehe ... Gue kalau malem males banget gosok gigi, gue cuma kumur-kumur aja, hehehe ..." ucap Nola sambil menggaruk kepalanya.  "Ihh ... Nola jorok banget." "Kumur-kumur juga udah bersih kok," ucap Nola yang membela dirinya sendiri.  "Masih kotor tau. Harusnya yang paling penting kamu gosok gigi malam. Kaya anak kecil, dasar kamu."  "Lagian gue mager ke kamar mandi."  "Nola ... Nola ..." Cleona menggelengkan kepalanya.  Setelah sampai di taman depan, mereka memilih duduk di kursi yang telah di sediakan di sana. Benar saja, hawa disini sangat sejuk. Cleona dan Nola menyandarkan tubuhnya di kursi tersebut, agar bisa menikmati suasana saat ini.  "Huh ... Enak banget, Nol," ucap Cleona sambil memejamkan matanya. Ia ingin sekali tertidur saat ini, namun ia masih tersadar jika dirinya sedang berada di sekolah.  "Iya, Cle. Males lagi gue masuk sekolah. Bolos pelajaran bahasa Inggris aja yuk," ajak Nola.  "Memangnya boleh kalau bolos kaya gitu?" Tanya Cleona yang masih setia memejamkan matanya.  "Yaa ... Enggak boleh juga sih," kata Nola yang menjawab.  "Berarti kita jangan bolos." Nola sedikit kesal dengan jawaban Cleona yang sangat polos menurutnya.  "Memangnya kamu pernah bolos?" Tanya Cleona kembali.  "Siapa yang mau bolos?" Ucap seseorang yang Cleona kenali suaranya.  Cleona dan Nola membuka mata mereka. Nola yang melihat manusia di hadapannya mendengus pelan. Dan Cleona yang melihat ada Kin di sana, bangun dari sandarannya.  "Kak Kin? Sejak kapan di sini?" Tanya Cleona.  "Sejak kamu bolos." "Enggak kok, aku enggak bolos," bela Cleona kepada dirinya sendiri.  "Lagi ngapain kamu di sini?" Tanya Kin.  Belum sempat Cleona menjawab, suara Nola terdengar. "Lagi duduklah, yakali lagi main catur," ucap Nola sambil memejamkan matanya.  "Gua kira lagi makan kambing," sahut Kin, ia tahu jika Nola tidak suka dengannya.  Cleona yang mendengar ucapan Kin, menahan tawanya. Nola membuka matanya disaat mendengar ucapan Kin. "Buta kali mata lo, yakali gue lagi makan kambing," ucap Nola.  "Nyambung aja," ucap Kin.  "Yaiyalah, lo itu udah ganggu waktu berharga gue. Ngapain sih ke sini? Menghalangi pemandangan aja," kesal Nola yang sangat terganggu dengan kehadiran Kin.  "Gua nyamperin pacar gua. Bukan, lu." "Dih, hahaha ... Siapa juga yang peduli, lo mau nyamperin pacar lo kek, nyamperin semut kek, sapi kek, kambing kek, gue gak peduli." "Pfttt ..." Cleona mencoba menahan tawanya. Sangat lucu melihat Kin dan Nola yang cekcok seperti ini.  Hendak Kin menjawab, dengan cepat Cleona menahannya. "Udah, Kak. Enggak beres-beres nanti. Kamu habis dari mana?" Tanya Cleona kepada Kin.  "Dari pos satpam. Liat kamu sama burung unta ...." Mendengar dirinya di sebut burung unta, Nola pun kembali membuka matanya. "Heh, kadal sss. Gue ingetin ya sama, lo. Jangan suka ngusik hidup orang deh. Pergi jauh-jauh. Hus ... Hus ...." "Lu yang nyamber duluan," ucap Kin yang kembali membalas ucapan Nola.  "Yeu, nyari ribut sama gue." Nola sudah bersiap-siap menggulung lengannya.  Cleona yang pusing mendengar keributan mereka, ia pun melebarkan tangannya di hadapan Kin dan Nola. Cleona sudah tidak sanggup mendengar pacar dan sahabatnya itu terus saling meledek, bisa-bisa telinganya terbakar di sini.  "Udah ya, Kak Kin. Udah ya, Nola cantik. Udah-udah ..." Lerai Cleona.  "Kak Kin mau apa?" Tanya Cleona yang tertunda tadi.  "Pulang kamu tunggu di parkiran. Ponsel ku di studio." "Lagian kamu punya hp enggak pernah di pake, heran," ucap Cleona.  "Palingan hpnya dipake buat selingkuh kalau malam," ucap Nola yang kembali menggoreng.  Kin hendak menjawab, namun Cleona mendorong Kin dengan pelan untuk ia antarkan pergi dari taman. "Udah ya, maafin Nola, Kak. Dia memang gitu. Lagian kamu juga samanya." Kin mengacak rambut Cleona dengan gemas. "Iya, Cle. Aku pergi ya." Cleona melihat Kin pergi menghilang di ujung koridor kantor. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN