15. L(Over)

1464 Kata
Dua puluh menit yang lalu, Kin pergi dari rumah Cleona untuk kembali ke studio. Saat ini jam menunjukkan pukul 23.30 namun Cleona masih belum tertidur. Padahal esok adalah hari untuk pergi ke sekolah.  Dering ponselnya berbunyi. Ada satu notifikasi w******p, Cleona langsung membuka ponselnya dan ternyata itu adalah pesan dari Kin.  "Tumben banget dia buka hpnya." Sambil tersenyum, Cleona membalas pesan dari Kin.  Mereka hampir tidak pernah bertukar pesan melalui ponsel. Mereka bertukar pesan hanya ala kadarnya. Cleona memahami posisi Kin yang sudah bekerja, dan lagipun Kin tidak pernah terlalu fokus dengan ponselnya.  Setelah membalas pesan Kin, yang memberitahu kalau esok mereka akan berangkat ke sekolah bersama, Cleona tidak lagi mendapat jawaban dari pacarnya itu.  "Hmm ... Kak Kin kebiasaan. Padahal aku pengen kaya orang-orang chatan sama pacarnya." "Eh, tapi ... Enggak apa-apa deh. Diakan kerja, aku tau kok kalau kerja pasti capek. Huh .... Enggak apa-apa Cleona, Kin masih tetep sayang sama kamu."  Cleona merasa tenggorokannya kering, dan melihat botol minumnya tidak terisi air. Ia pun berniat untuk pergi ke dapur untuk mengisi botol minumnya yang kosong. Bukan hanya mengisi botolnya yang kosong, Cleona malah mengambil beberapa buah-buahan yang tersedia di dalam kulkasnya mencuci anggur, apel hijau untuk ia makan.  Tak lupa, Cleona pun membawa ponselnya. Jaga-jaga kalau Kin akan membalas pesannya. Namun ternyata, sampai saat ini, Kin belum juga melihat pesannya.  "Ingat Cleona. Jangan berharap lebih kalau kak Kin cepet balas pesan kamu." Untuk menemani dirinya yang sedang memakan buah itu, Cleona membuka aplikasi YouTubenya dan menonton beberapa video untuk bisa menghibur dirinya.  ...... Pagi harinya, Cleona sudah selesai membersihkan dirinya. Seragam pun sudah ia pakai. Saat ini, dirinya sedang duduk di kursi riasnya, untuk memakai beberapa skincare agar kulitnya tidak terlihat kusam.  "Udah jelek, nangis terus. Mata kamu jadi kaya gini, Cle, Cle," kata Cleona kepada dirinya sendiri.  Masih banyak waktu untuk dirinya berangkat sekolah. Langit pun masih lumayan gelap. Cleona yang melihat kantung matanya yang sangat hitam, memilih untuk memakai masker di bawah matanya.  Setelah memasangkan benda tersebut, Cleona yang belum sempat membuka ponsel. Ia pun membuka ponselnya. Tidak ada sebuah notifikasi apapun di ponselnya tersebut.  Dengan inisiatif dirinya sendiri, Cleona memilih mengirimkan pesan kembali kepada Kin. Pesan itupun terkirim. Berharap besar Kin bisa membalas pesannya.  "Ah, kayanya Kak Kin belum bangun deh. Mending bikin sarapan aja."  Cleona menyimpan ponselnya. Rencana sarapan pagi ini, ia ingin membuat sandwich. Tak lupa Cleona juga berencana untuk membuat bekal untuk sarapan Kin.  Cleona menyiapkan roti tawar, selada, tomat, telur, sosis, dan beberapa macam jenis saus. Mulailah tangannya membuat sarapan untuk dirinya dan Kin.  Hanya membutuhkan waktu 13 menit, akhirnya sandwich sederhana itupun jadi. Cleona menyiapkan bekal untuk Kin, ia pun memotong beberapa bagian sandwich dan memasukannya ke dalam kertas roti dan menyimpannya di dalam kotak bekal.  Cleona pun membuat s**u cokelat kesukaan Kin, di botol minum berwarna hitam. Selesai menyiapkan bekal Kin, sambil dirinya sarapan, Cleona pun bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.  Selesai berdandan dan memakai sepatu. Cleona pun mengambil tas bekal yang ada di meja makan. Ia berjalan ke arah tangga, ia menyempatkan untuk membuka gorden-gorden rumahnya.  Ketika membuka pintu, Cleona sudah melihat Kin sedang berdiri di sebelah motornya. "Hai, Kak," sapa Cleona.  Kin melambaikan tangannya sambil tersenyum. Cleona menghampiri Kin di depan gerbang rumahnya.  "Kak Kin belum mandi ya?" Tanya Cleona hati-hati karena melihat tampilan Kin yang tidak seperti biasanya.  Bukannya menjawab, Kin malah mencubit hidung Cleona. "Kamu yang belum mandi," kata Kin.  "Ish, sakit tau," Cleona mengusap hidungnya yang di cubit oleh Kin. "Habisnya, Kak Kin mukanya kusut banget. Pasti tidurnya sebentar ya?"  "Aku belum tidur," ucap Kin.  "Tuhkan ... Nanti kamu pulang sekolah harus kerja lagi. Kak Kin kebiasaan," kesal Cleona.  "Kalau di peluk, langsung semangat," kata Kin santai.  Cleona yang juga ingin memeluk Kin, ia melihat keadaan di sekitarnya yang sepi. Cleona langsung memeluk Kin, sepuluh detik kemudian ia pun melepaskan pelukannya.  "Hehehehe ..." Cleona tersenyum malu.  "Modus," kata Kin sambil mengusap kepala Cleona.  "Aku enggak modus. Kak Kin yang suruh aku," kata Cleona polos.  "Polos banget kamu."  "Memangnya bakso, polos. Ayo, Kak berangkat." Kin mengangguk, dan menaiki motornya. "Eh, Kak mending bawa mobil aku aja. Kamu lemes banget keliatannya. Biar aku yang bawa mobil."  Kin yang hendak menaiki motornya itu, tidak jadi. "Yauda pakai mobil kamu aja." "Sebentar, aku ambil kuncinya di dalem."  Sambil menunggu Cleona yang mengambil kunci mobilnya di dalam, Kin memasukkan motornya kedalam garasi rumah Cleona.  Cleona membuka pintu mobilnya untuk memanasi mobilnya yang jarang ia gunakan itu. Mobil impor pemberian ayahnya yang berwarna putih, sangat mencolok menurutnya untuk di bawa ke sekolah.  "Aku yang stir, kenapa pakai mobil yang ini?" ucap Kin yang berjalan ke arah sisi kanan mobil untuk menggantikan posisi Cleona.  "Kamu masih anak kecil, keluar," ucap Kin.  "Aku udah dewasa ya, bukan anak kecil. Mobilnya belum pernah aku pakai keluar. Selagi ada kamu, pakai aja yang ini." Selesai mengucapkan itu, Cleona pun tidak keluar, ia malah bergeser untuk berpindah tempat duduk.  "Ngapain kamu geser? Itu gerbang siapa yang nutup lagi?"  Cleona yang mendengar ucapan Kin, langsung menengok kearah sumber suara itu. Kak Kin memang menyebalkan sekali. "Huh ... Iya, Kak aku turun. Kamu keluarin dulu mobilnya." "Gak boleh ngeluh jadi manusia," ingat Kin.  Cleona pun memasangkan senyumannya yang sangat lebar di hadapan Kin. "Iya, Kak Kin sayang." Ia keluar dari mobilnya dan menunggu mobil itu berjalan keluar dari garasi, baru ia akan menutup pintu gerbang rumahnya.  Setelah dirasa semuanya tertutup rapih. Cleona kembali masuk kedalam mobil. "Kak, motor kamu di simpen di sini enggak apa-apa?" Kin mulai menjalankan mobilnya untuk bisa segera sampai di sekolah. Karena 30 menit lagi, bel akan di bunyikan.  "Biarin. Nanti pulangnya aku pakai lagi."  "Emm ... Mending Kak Kin pakai aja mobil aku. Sebenarnya aku enggak tau cara pakainya kaya gimana, hehehe ..." ucap Cleona yang masih bingung dengan mobil ini. Mobil yang di kirim ke rumahnya lima bulan lalu, dan baru Cleona pakai satu kali. Itu pun ia hanya mencoba maju dan mundur di depan jalan rumahnya.  "Aku bisa pakai mobil yang satu lagi. Walaupun mobil lama, aku bisa pakainya. Kalau ini aku takut salah pakai, dan terlalu lembut buat jalan," lanjut Cleona.  "Dasar kamu norak," kata Kin sambil sedikit tertawa.  "Ih, bener kok. Lagian aku enggak minta mobil, eh tiba-tiba ada orang yang bawa mobil kaya gini."  "Enggak kamu isi bahan bakar ya?" Tanya Kin.  "Iya, Kak. Lagian aku enggak ngerti juga apa bahan bakarnya." "Kayu kering, sayang." "Hah? Serius Kak? Kok bisa?" Kin menyentil dahi Cleona. "Pinter banget," katanya diiringi suara tawa yang cukup lama.  Cleona yang merasakan dahinya sakit karena ulah Kin, ia pun mengusap dahinya sambil mengaduh. "Lagian orang nanya bener, kamu malah jawab kaya gitu." "Sebenarnya aku mau kamu pakai mobil ini sudah dari lama, tapi kamu sibuk dari bulan lalu. Pokoknya kamu yang pakai mobil ini, aku enggak mau." "Dengan senang hati, akhirnya punya mobil sport juga," kata Kin dengan senang.  Cleona ikut tersenyum. "Kak Kin udah tau mobil ini ada di garasi rumah aku kenapa enggak di pakai aja. Padahal kuncinya aku gantung loh di belakang pintu."  "Dasar orang kaya."  "Bukan aku yang kaya. Papa yang berlebihan." "Gimana? Mood kamu? Sudah baikan?" Tanya Kin.  "Sudah, Kak. Terimakasih ya, semalam aku akhirnya bisa tenang. Dan, enggak ada salahnya juga buat aku bisa menerima pesan mereka. Iyakan Kak?" Tanya Cleona.  Mereka berdua tidak seperti orang pacaran pada umumnya. Mereka lebih seperti adik kakak yang sedang curhat. Cleona si adik yang sangat manja, dan Kin si Kakak yang bijak dan menyebalkan.  Kin yang mendengar pertanyaan Cleona, memegang lembut tangan kekasihnya itu. "Iya, Cleona. Enggak ada salahnya buat balas pesan mereka. Seasing apapun kamu dan papa, papa adalah ayah kamu. Ingat itu," ucap Kin dengan lembut namun wajahnya tetap serius.  Cleona mengangguk dan tersenyum kecil. "Aku mau balas email papa, tapi aku mau mengumpulkan keberanian aku dulu." Perjalanan pagi mereka, sangat hangat. Tak terasa, mobilnya sudah terparkir rapi di tempat parkir sekolah. Lebih tepatnya di tempat parkir guru, karena jika Kin memarkirkan mobil Cleona di tempat parkir murid, ia tidak bisa menjamin berapa pasang mata yang akan melihat kearah dirinya, karena kemewahan mobil ini sangatlah mencolok.  "Kak, ini buat sarapan." Cleona memberi tas makan ukuran sedang ke arah Kin, dan Kin terima dengan baik. "Harus di makan. Aku tau kamu belum makan. Dalamnya ada sandwich dan s**u. Habiskan semuanya, bagi-bagi temen kamu juga, aku bikinin kamu banyak kok. Dan ... Kuncinya bawa sama kamu aja. Oh iya, hp kamu jangan di matiin terus, aku susah kasih kabar. Udah deh, bye Kak Kin ganteng ...." Cleona dengan cepat keluar dari mobil dan menutup pintunya. Di rasa ada yang kurang, ia mengetuk kaca dan terbuka. Ia pun memberikan kiss bye untuk Kin, Kin tertawa kecil di sana.  "Udah sana masuk kelas, bawel." Cleona tertawa dan ia pun pergi dari hadapan Kin.  Kin mematikan mesin mobilnya. Dan keluar dari sana untuk masuk kedalam kelasnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN