Chapter 28

1356 Kata

Dhafin masih bingung ketika memikirkan pesan beberapa hari ini yang selalu berdatangan dengan nama Aimo, bukankah Aimo sudah meninggal, kenapa bisa mengirim pesan?   Apakah di alam kubur diberikan fasilitas sebuah ponsel oleh malaikat? sebuah pemikiran yang sangat konyol tentunya.   Dhafin menggeleng, tak mungkin Aimo masih hidup. Ia melihat sendiri jasad Aimo dan menguburkannya secara layak. Mungkin memang benar, ini hanya kerjaan seseorang yang bertangan jail. Namun, dalam hatinya, Dhafin berharap kalau orang yang mengirimkannya pesan adalah Aimo, kekasihnya di masa lalu.   Memikirkan wajah mendiang Aimo, membuat Dhafin tersenyum dan mengucapkan ribuan penyesalan dalam hatinya. Karena dirinya, Aimo harus mengalami kejadian naas tersebut.   "Dhafin, kapan kau pulang?"   Dhafin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN