Yvonne tersenyum senang karena sekali lagi merasa berhasil menguasai Varo. Walaupun harga yang dibayar sangat mahal karena dia harus mau melayani nafsu Pak Tua, dukun langganannya itu. Daripada Varo terlepas dari dirinya, dia pikir tidak apa-apa jika hanya sekali saja melayani nafsu ranjang Pak Tua. Sayangnya, Yvonne sangat naif akan hal itu. Mana mungkin seorang lelaki, dukun pula, mau menyia-nyiakan tubuh molek, seksi dan cantik milik seorang Yvonne? Seperti saat ini, mata Yvonne menyipit melihat nama Pak Tua tertera di layar ponselnya. Tidak pernah dukun itu menelponnya sebelum ini. Biasanya selalu dia yang menelpon terlebih dulu untuk membuat janji temu di kampung Pak Tua. Karena merasa tidak penting, Yvonne abai pada telpon itu. Dia melanjutkan pekerjaannya yang tertunda karena Varo