Setelah Max meninggalkan rumah Vika , Ia memeriksa notifikasi yang masuk di ponselnya dengan seksama sembari tersenyum kecil .
" Xavier "
Vika menyebut nama pria itu dan langsung membalas pesannya dengan cepat .
" aku harus bersiap sebelum Xavier datang "
Vika melepas pekerjaan nya dan meraih handuk warna merah marron sembari untuk membersihkan dirinya dari keringat .
Ia berfikir sejenak tentang Max , Pertama kali ia melihat pria itu rasanya sangat tidak seperti pertemuan selanjutnya , Vika melihat ada sisi lain dari Max yang tidak diketahuinya .
" Eh kenapa aku jadi memikirkannya"
Vika menggelengkan kepala nya dan mulai fokus dengan kegiatan yang sebenarnya .
Namun , hasilnya sama saja wajah Max mulai muncul memenuhi fikiran nya , Ia melihat tatapan Max yang terlihat kesepian dan semua kebahagiaan nya itu hanya topeng .
Beberapa menit kemudian ..
Sekarang Vika tampak sudah bersiap dengan gaya simple nya , Ia hanya memakai kaos putih sedikit besar dan rok jeans seperti biasa serta sepatu yang terlihat nyaman dan pas di tubuhnya .
" Aku diluar "
Pesan dari Xavier masuk di ponselnya dan membuat Vika langsung menarik tas kecil di sudut mejanya sembari berjalan dengan cepat untuk menuju ke arah Xavier yang sejak tadi Ia tunggu .
" Maaf "
Vika duduk disamping Xavier sambil melihat wajah nya yang seperti biasa , tampan dan rapi .
" Tidak masalah "
Xavier tersenyum lalu menjalankan mobilnya dengan kelajuan sedang sambil bicara banyak hal dengan gadis yang diam-dia Ia kagumi itu .
Selang beberapa menit mereka sampai di tempat tujuan , hingga seseorang menangkap kedekatan mereka dan langsung merasa jantung nya sakit .
Vika dan Xavier tampak duduk sedikit jauh dari pandangan pria yang asik menatapnya dengan wajah tidak suka .
Mereka memesan makanan dan kembali bicara kembali tanpa memikirkan hal lain yang mungkin akan segera merusak suasana disana .
Max menyatukan tangannya sambil melihat dengan liar ke arah Xavier yang sesekali tertawa bersama Vika .
Daren menyadari sesuatu yang berbeda dan menangkap tatapan yang sama pada sahabat nya itu .
" Lihat dia cemburu "
Daren bicara dengan Danu sembari melirik ke arah Max dan menunjuk Vika .
Max melihat Xavier bangkit dari tempatnya dan meninggalkan Vika . Ia segera bangkit dari kursi nya menuju ke arah wanita yang terlihat sendiri sambil menikmati makanan nya .
" Cepat sekali ? "
Vika menoleh ke sisi kirinya sambil menelan salivanya dengan kuat . Max berjalan dengan pelan untuk duduk didepan Vika lalu menatap dengan sorot mata sinis .
" Enak ? "
Tanya Max membuat jantung Vika berdetak saat ditatap tajam seperti itu .
Cinta ?
Suka ?
Atau perasaan takut ??
Entah lah , Vika bahkan tidak mengerti mana yang benar atau salah dengan perasaannya .
" kenapa ? "
Ucapan Max memecah keheningan ,Gadis itu bangkit seraya menarik tasnya untuk segera pergi dari sana .
" Eitssss !! Mau kemana ? "
Max menghadang Vika agar tidak bisa menjauhi dirinya .
" apa kau bisa untuk tidak mengangguku ? "
Vika mulai kesal dan memasang wajah tidak suka dan melirik ke arah Xavier yang belum juga muncul .
" Ikut aku !"
Max memegang tangan Vika dengan erat untuk membawa wanita itu pergi .
" Max lepas ! Aku tidak mau "
Vika berusaha melepaskan dirinya dari cengkraman Max yang semakin erat .
" hey ! Lepaskan dia ! "
Suara Xavier melengking keras dan semakin dekat membuat Danu & Daren mendekati mereka juga .
" Berhenti ikut campur ! "
Max menatap wajah Xavier yang tampak berapi-api dan tidak suka ke arahnya .
" Xavier aku akan mengatasi ini ,kau pulang saja "
Vika bicara dengan suara yakin sambil berusaha melepas cengkraman kuat di tangan kanannya .
" Tapi vika...
" kau tidak dengar ? "
Potong Max membuat Xavier mendekatinya satu langkah dan saling bertatapan .
" Ikut aku "
Max menarik Vika untuk segera menjauhi Xavier dan melempr gadis itu masuk ke dalam mobilnya .
" Sakit Max " !
Vika berteriak saat tubuhnya terhempas di kursi mobil dengan kasar .
Max tampak gila , entah apa yang sedang Ia fikirkan yang jelas Ia panas saat melihat vika kembali dengan pria sialan itu .
Max semakin melajukan mobilnya menuju mansion yang Ia miliki dan langsung menarik gadis itu segera keluar dari mobilnya .
" Keluar ! "
" Tidak !! Aku tidak tau tempat apa ini ?"
Vika melihat rumah besar dan terasa sangat asing di pandangan nya .
" Rumah ku , Cepat keluar ! "
Max memerintah dengan keras membuat Vika tetap tidak ingin keluar dari sana .
" Kalau begitu aku akan memaksa "
Max menarik keras lengan wanita itu dan langsung menggendongnya untuk masuk ke dalam mansio .
Vika memukul bahunya sambil mencakar nya kuat , Namun Max tetap tidak peduli hingga Ia berhasil membawa Vika di atas ranjangnya .
Brughhht !
Ranjang itu langsung bergerak lembut saat Max menindih Vika dan berusaha menciuminya .
" Jangan "
Vika menutup mulut Max dengan erat agar tidak mencium nya .
Max menarik kedua tangan gadis itu dan menahan nya dengan erat di ranjang .
" Jangan apa ? Aku bisa saja melakukannya jika aku ingin Vika "
" Max , tolong biarkan aku pulang "
Mendengar itu sebuah tatapan miring bercampur tatapan tajam langsung meluncur didepan Vika .
" bagaimana setelah kita bercinta seperti kemarin ? "
Cup ..
Max mencium bibir Vika dengan sangat dalam sambil memegang erat tangan Vika hingga gadis itu kehabisan nafas .
" b******k !! "
" Ya . aku memang b******k Vika , Apalagi saat melihat mu dengan pria sialan itu rasanya aku ingin sekali membanjiri rahim mu dengan milikku hingga kau hamil "
" Kau gila Max , Sungguh ! "
" Memang ! Kita lihat saja nanti Aku akan mendapatkan mu ! "
Ancam Max terdengar serius membuat Vika hampir menangis karna nya .