Satu minggu lagi aku akan menjadi istri Fabian. Lelaki yang tidak pernah terpikirkan olehku untuk menjadi suamiku. Ya, aku selalu berharap Adrian yang kelak akan mendampingiku, menjadi suamiku dan mengarungi biduk rumah tangga bersama. Namun, Tuhan berkehendak lain. Aku mendapat sosok lelaki yang sungguh baik seperti Kak Bian. Dia lelaki baik yang pertama kali aku temui. Aku memang tidak sempurna, aku pernah memiliki masa lalu yang sungguh suram. Dulu aku terjerumus dengan pergaulan bebas, tapi aku tahu batasnya. Meski aku nakal, aku merokok, minum minuman keras, tapi aku masih menjaga mahkotaku dengan utuh. Tidak, tidak utuh, sudah terjamah oleh Adrian, tapi hanya memakai jari dan mulut Adrian. ‘Ah...aku tidak mau mengingat manusia itu lagi.’ Aku merebahkan diriku di atas ranjang. Mal

