Bab 51

1282 Kata

Aku merasakan tubuhku berat sekali seperti tertindih sesuatu. Aku mengerjapkan mataku, aku melihat sebuah tangan melingkar di perutku. ‘Ini tangan siapa? Ah, aku lupa, kamu sudah menikah Dewi. Ini suamimu Bian.’ Aku memandang wajah Kak Bian yang masih tertidur pulas. Dia begitu tampan sekali. Aku suka melihat hidung dan matanya. Allah benar-benar baik kepadaku, sudah mengirimkan malaikat untuk mendampingiku. Seorang lelaki yang baik budinya, lembut tutur katanya, dan sabar menghadapi aku yang seperti ini. Aku melihat jam di atas nakas, sudah menunjukkan jam 4 pagi. Aku menyingkirkan pelan tangan Kak Bian yang masih melingkar di atas perutku. Dia memelukku sungguh erat sekali. “Dew, biarkan aku memelukmu, jangan dilepas,” ucapnya saat aku menyingkirkan tangannya dari atas perutku. “Ka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN