Di detik berikutnya, dia merasa ada sebuah beban berat yang diletakkan di pundaknya. Beban yang tak terhindarkan lagi. Jangankan untuk diangkat dan disingkarkan, digeserpun tak mungkin lagi. Mau tidak mau, dia tersadar, segalanya bukanlah sebuah rangkaian kebetulan semata. Semuanya bermakna, dan terarah. Dirinyalah sang target. Dirinyalah yang dituju! Tangan Valentina mengepal, matanya memejam. "Jadi begini, akhirnya? Sejauh apapun gue berlari, nggak akan ada gunanya?" desah gadis itu lirih.