“Gila! Apa-apaan coba ini? Mau mengacaukan pikiran gue lagi?” keluh Valentina.
Bulu kuduknya seketika meremang. Dia menengarai baru saja mengalami pengalaman mistis, tetapi secepat pemikiran itu datang, secepat itu pula ia melakukan penolakan.
“Arrrgh!” erang Valentina kesal, sembari memukulkan sebelah tangannya yang terkepal, ke telapak tangannya yang satunya. Sekian menit ia masih berada di pinggir jalan, melayangkan pandang sejauh mungkin, berharap penuh matanya dapat menangkap visual mobil berwarna merah itu dan menjadikan hatinya tenteram. Celakanya, harapannya berhamburan.
Valentina bergegas membalikkan badan dan melangkah masuk kembali ke area apartemennya.
“Ibu, ada apa tadi lari-lari
