2. Keputusan Asha Mengakhiri Pernikahannya

1025 Kata
"Aaa! Lepas!" teriak Asha histeris, karena terkejut dan panik saat dirinya dipaksa masuk ke dalam mobil yang Asha tidak ketahui, siapa pemilik mobil tersebut dan apa tujuan mereka memaksa dirinya masuk ke dalam mobil tersebut. "Ka-kau. Mau dibawa kemana aku?" tanya Asha dengan paniknya, saat Asha mengenal orang yang membawa paksa dirinya pergi dari area rumah Asher. "Diam dan jangan banyak tanya. Anda bisa kembali melayangkan pertanyaan anda tadi pada orang yang menginginkan Anda." Jawabnya dengan nada datar. Asha yang tidak mendapat jawaban yang Asha inginkan, langsung berontak meminta dilepaskan, karena Asha tahu apa yang akan terjadi setelahnya, kalau Asha masih tetap diam saja dan menuruti dua pria yang membawa dirinya itu. Dua pria yang bertugas untuk membawa paksa Ashana itu merasa pusing karena mendengar teriakan dan tangisan Ashana karena minta dilepaskan, langsung membekap mulut Asha dengan sapu tangan yang sudah diberikan obat bius, hingga tidak begitu lama Asha langsung jatuh pingsan membuat kedua pria tersebut tersenyum misterius. "Kenapa tidak dari tadi saja, kalau saja dari tadi kita membuat nona muda pingsan mungkin kita sudah merasa jauh lebih tenang dan tidak merasa berisik karena mendengar tangisan Nona muda." Ujar salah satu pria yang memegang kendali kemudi yang langsung mendapat anggukan setuju dari rekannya. Dua pria itu kembali fokus pada perjalanan nya karena sudah aman dari Asha yang terus berontak minta dilepaskan. Tidak butuh waktu lama, hanya butuh 20 menit, mobil yang membawa Asha dalam keadaan pingsan sudah sampai di sebuah rumah mewah. "Bagaimana?" tanya seorang wanita yang sudah berumur "Beres Nyonya. Kita berhasil membawa Nona Asha sesuai dengan keinginan Anda." Jawab salah satu pria yang di beri tugas membawa Asha "Bagus. Bawa dia masuk, dan letakkan di kamar belakang." Ujar Ibu Samran dengan penuh kesenangan, karena bodyguard nya berhasil membawa Asha ke hadapan nya sesuai dengan permintaannya. Yah, wanita yang sudah berumur tersebut adalah ibu Samran, Ibu mertua Asha sendiri, entah apa tujuan Ibu Samran menculik Asha, tidak ada yang tahu apa tujuannya. Baru saja ibu Samran mengusir Asha dari rumah suaminya sendiri, sekarang Ibu Samran malah menculik Asha, dan membawa ke kediaman nya sendiri, membuat para bodyguard nya bingung dengan apa yang diinginkan oleh Ibu Samran sebenarnya. Setelah Asha sudah berada di kamar belakang sesuai dengan yang diperintahkan oleh Samran, Samran segera mendatangi kamar belakang, yang ternyata Asha masih dalam keadaan pingsan. Samran langsung membawa air satu ember, dan menyiram wajah Asha dengan kasar, hingga Asha terbangun dan dikejutkan oleh keberadaan sang Ibu mertua. Asha membuka matanya dengan perlahan dan Degh "Ibu!!!" Lirih Asha terkejut melihat sang Ibu mertua tengah tersenyum iblis padanya. "Kenapa Ibu melakukan semua ini, apa mau Ibu sebenarnya?" tanya Asha cepat, merasa tidak percaya bahwa orang yang menculik dirinya adalah ibu mertuanya sendiri. Asha sendiri sempat berpikir, sebenarnya masalah apa atau kesalahan apa yang pernah Asha lakukan terhadap sang ibu mertua, sehingga sang Ibu mertua begitu sangat membencinya bahkan sampai dengan teganya menculik dirinya dari putranya sendiri. Tanpa terasa, pipi Asha merasa hangat karena tetesan air matanya, Asha benar-benar tidak percaya dan bahkan sangat sulit untuk dipercaya melihat Ibu mertuanya tersenyum iblis pada dirinya, terlihat sangat jelas wajah kejam Ibu mertuanya pada dirinya seperti memandang seorang musuh paling terbesarnya. "Tenang saja, Sayang. Tanpa kamu bertanya apa tujuanku melakukan semua ini, pasti akan kuberi tahu apa tujuanku. Perlu kamu ketahui, aku melakukan semua ini tidak lain untuk memisahkan kamu dari putraku. Bukankah kamu sudah tahu, bahwa aku sangat membenci statusmu itu, Aku tidak rela putraku menikahi wanita sepertimu. Jadi tujuanku tidak lain hanyalah membuang statusmu itu. "Ujar Samran dengan penuh penekanan, membuat Ashana menggelengkan kepalanya cepat, merasa tidak percaya, sebegitu bencinya Ibu mertuanya pada dirinya, hingga sampai berbuat senekat ini demi mengakhiri pernikahannya dengan Asher. "Apa bedanya aku sama wanita lain, Ibu. Dan wanita seperti apa yang diinginkan Ibu untuk dijadikan seorang menantu? "tanya Asha ingin tahu seperti apa wanita yang diinginkan oleh Ibu mertuanya itu. Samran yang mendengar pertanyaan Ashana langsung tertawa terbahak-bahak, menertawakan pertanyaan Asha yang menurut Ibu Samran sangatlah lucu. "Untuk apa kamu tahu wanita seperti apa yang aku inginkan untuk dijadikan seorang menantu, apa kamu ingin berniat untuk merubah dirimu, hingga menjadi wanita seperti yang aku inginkan? Kamu sangat berbeda dari wanita lain, dan bahkan perbedaanya sangat jauh, bagaikan langit dan bumi. Apa kamu ingin seperti mereka, oh, tidak bisa, Sayang. sekalipun Aku mengatakan wanita seperti apa yang aku inginkan, kamu tidak akan bisa merubah dirimu yang sudah seperti ini, menjadi wanita seperti yang aku inginkan kamu tidak layak menjadi bagian dari keluarga besarku, pantasnya kamu itu menjadi pengemis di jalanan dan bahkan menjadi pembantu atau pelayan di keluarga besarku kamu juga tidak pantas. "Ujar Ibu Samran menanggapi pertanyaan Asha dan perkataan penuh penghinaan Ibu Samran tersebut, berhasil membuat Ashana merasa menjadi wanita yang begitu sangat rendah dan bahkan tidak ada harganya di mata Ibu Samran. Ashana mengepalkan kedua tangannya merasa tidak terima dengan setiap perkataan Ibu Samran yang menghina dirinya, dan bahkan Samran mengatakan bahwa pelayan di keluarga besar Samran jauh lebih terhormat daripada dirinya. Dalam hati Asha, Asha bersumpah, akan membalas rasa sakit hatinya akibat penghinaan sang Ibu mertuanya, bagaimanapun caranya Asha tetap akan membalas rasa sakit hatinya pada sang Ibu mertua, meski itu melanggar rasa penghormatannya seorang menantu pada Ibu mertuanya. Sekarang Ashana sudah tidak perlu mementingkan mengenai sopan santun atau penghormatannya kepada Ibu mertuanya, Asha akan menghapus semua penghormatan tersebut terhadap Ibu mertuanya. Asha juga tidak peduli, kalau suatu saat nanti dirinya akan menyesali keputusan dan juga sumpah janjinya, Asha akan menanggungnya nanti belakangan. Bagi Asha, mungkin kalau sang Ibu mertua menyakiti atau menghina dirinya tidak terus-menerus masih bisa menahan atau mengendalikan dirinya agar tidak terpancing karena penghinaan sang Ibu mertua. Namun, Asha mendapat penghinaan di setiap detik atau di setiap harinya, membuat Asha merasa tidak mampu lagi untuk menahannya atau menganggap biasa mendapat penghinaan dari sang Ibu mertua. Anggap saja Asha sudah kehabisan stok kesabarannya, hingga Asha tidak bisa lagi berdiam diri saat mendapat penghinaan dari sang ibu mertua. "Ibu tidak perlu khawatir, aku tidak akan merubah diriku sendiri menjadi wanita yang diinginkan oleh Ibu, karena aku juga tidak berharap menjadi menantu Ibu, apalagi bermimpi mendapat cinta dari mas Asher. Aku tegaskan, aku akan mengakhiri pernikahan ini." Ujar Asha dengan penuh ketegasan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN