45.

1064 Kata

Tidak berselang dua jam setelah perintah itu, Hansel tiba-tiba muncul dengan berdiri di atas kepala Nuwa. Dari kepalanya mengalir darah sampai membaasahi wajah dan mengalir ke leher. Tangan dan kakinya terluka. Wajah itu pucat, dahinya mengernyit menahan sakit. Tangannya terkepal. Dia langsung turun dari kepala Nuwa begitu tiba kembali di kamar Cibil. Menatap posisi gadis peramal di ranjang belum berubah, Hansel mendatanginya dengan susah payah. Tanpa peringatan, dia mengeluarkan pedangnya dan mengarahkan langsung ke Cibil seolah sangat berniat untuk membunuh. Cibil menghindar tepat waktu. Amat syok dengan kelakuan Hansel. “Yang Mulia bisa mengendalikan Nuwa?” tanya Cibil terkejut. Dia sudah berdiri di sisi lain ranjang, berseberangan dengan Hansel. “Aku tuanmu, tentu aku bisa mengenda

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN