“Pengawal, bawa Putri Nara kembali ke istana!” “Ibu! Aku tidak mau menikah dengan si cupu itu!” Ibu Nara tidak mendnegarkan lagi. Dia hanya masuk ke kamar, lalu mengemasi barang-barang Nara, untuk kemudian dia letakkan di kereta kuda. Kepada pengawal kerajaan dia berkata, “Jaga putri mahkota sepanjang perjalanan. Jika sesuatu terjadi, kepala kalian dan keluarga kalian akan dipenggal oleh raja.” “Kami mengerti, Nyonya.” Pengawal tahu ibu Nara bukanlah tokoh penting di kerajaan, bahkan raja tidak membawa wanita peramal ini ke istana, tapi melihat Nara menjadi putri mahkota, sementara ada banyak putra dari para selir bahkan ratu, mereka paham seberapa penting Nara bagi raja. Meski Nara terkadang nakal dan tidak bisa diatur, bakat dalam dirinya, dan pembawaannya yang anggun benar-benar men