EXTRA PART: AN EARLIER HEAVEN

1862 Kata

Everyone needs a house to live in, but a supportive family is what builds a home. -An earlier heaven- “Adeknya mau keluar?” Celoteh Eira yang mengintili Yuna membuat Bumi terkekeh. Ke mana pun sang ibu bergeser atau beranjak, ia pasti mengikuti. Itu belum termasuk bolak-balik menempelkan wajahnya di perut Yuna untuk menunjukkan rasa sayangnya pada janin di dalam sana. “Belum, sayangnya Emak. Adik bayinya masih kecil sekali, belum boleh keluar dari perut Emak,” jawab Yuna. “Belum bisa nenen?” “Iya.” “Belum bisa makan?” “Muhun, Neng.” “Eira suapin aja.” “Adek bayi tidak boleh langsung makan, nanti tersedak.” “Nenen aja?” “Betul sekali!” tanggap Yuna. Ia memeluk gadis kecilnya, menciumi si Sulung seraya menggelitiki hingga tawa riang Eira mengisi seantero kamar mereka. “Ayo, Eira

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN