Kisah kasih yang tak selalu sempurna, karena memang tak ada yang sempurna. Namun, ketidakkesempurnaan tersebutlah yang memberi harmoni indah. -Keselarasan- Empat bulan kemudian. “Aya naon maneh teh mendengus wae?” tanya Brox seraya merapihkan beberapa loaned artwork-nya dan Bumi - alias lukisan yang dipamerkan namun bukan untuk dijual - yang akan dikembalikan ke home gallery. “Teuing da. Berasa berat napas urang. Tapi teu sesak,” jawab Bumi. “Sana samperin Ayah. Biar ngga lama-lama ngobrolnya. Maneh khawatir sama Yuna mereun.” “Mereun da. Soalnya kata Dokter teh bisa lahiran anytime,” tanggap Bumi. “Urang ke Ayah nyak?” “Sip! Urang langsung ke parkiran wae nyak?” “Oke-oke!” Pameran lukisan yang diikuti Edo, Bumi dan Brox dan telah berlangsung selama dua minggu di Taman Ismail Marz
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


