Jovan akhirnya bisa menemukan Rose di tempat ini. Ruang tunggu bandara. Dengan kesedihan yang menyelimuti wajah cantiknya. Jovan bergegas berlari menuju Rose. Dan mengejutkan wanita itu yang kini melirik ke arahnya dengan air mata berlinang. "Nona?" Rose langsung mengalihkan pandangan. Bermaksud menutupi aura menyedihkan yang tercetak jelas di wajahnya. Tidak perlu ada yang tahu dengan rasa sakit yang saat ini Rose rasakan, termasuk Jovan. Rose sudah terbiasa menelan rasa sakitnya sendirian. "Pergilah Jovan!" Tetapi Jovan tidak mau. Ia sangat tahu, saat ini Rose sedang tidak baik-baik saja. Dan ia tidak akan pergi, tidak akan membiarkan Rose menderita seorang diri. Jovan mendekat, lalu duduk di samping wanita itu. Menarik kepala Rose untuk menghadapnya kemudian rentinanya terkejut m