Malam sudah larut ketika Tomi mendengar suara ketukan keras di pintu apartemennya. Ia mengernyit, lalu menoleh ke arah jam di dinding. Hampir pukul satu pagi. Siapa yang datang selarut ini? Dengan rasa enggan, Tomi bangkit dari sofa, dan meletakkan botol air mineral yang baru saja diminumnya. Langkahnya cepat menuju pintu. Begitu ia membukanya, aroma menyengat langsung menyerang. Bau alkohol yang begitu pekat bercampur dengan wangi parfum mahal yang sedikit memudar. Aksa berdiri di ambang pintu, sedikit oleng, matanya merah dan sayu. Rambutnya yang bebas dari efek pomade terlihat berantakan. Sementara itu, kemejanya kusut dan sedikit terbuka di bagian atas hingga memperlihatkan tulang selangka yang menghias bahunya yang lebar. Di tangan kanannya, sebotol wiski tergenggam longgar dan isi