Pengakuan yang Terlambat

1518 Kata

Lira duduk di ruang tengah. Jari-jarinya mencengkeram erat kain rok yang ia kenakan. Udara di ruangan itu terasa menekan seakan-akan dindingnya semakin menyempit dan menghimpit. Ponselnya tergeletak di atas meja sementara layar masih menyala dan memperlihatkan puluhan pesan dan panggilan tak terjawab. Gosip itu telah menyebar seperti api yang melalap hutan kering. Setiap sudut internet membicarakannya. Video Shinta yang melabraknya di sekolah Alin menjadi viral dan kini semua mata tertuju padanya. Namun, lebih dari semua hujatan, lebih dari semua tatapan hina yang ia dapatkan dari orang-orang, ada satu hal yang paling ia takuti. Revan. Lira tahu cepat atau lambat suaminya akan mengetahui semua ini. Dan saat akhirnya ia menerima kabar bahwa Revan akan kembali ke Jakarta lebih awal dari y

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN