Malam itu suasana galeri seni masih begitu meriah, sementara para tamu dengan gaun dan setelan mewah berbaur dalam percakapan santai. Lira berdiri di samping Reinhardt, tampak terpesona oleh penjelasannya tentang lukisan-lukisan mahal yang menghiasi ruangan. Namun, Lira juga merasakan duka yang dalam akan cerita Reinhardt mengenai adiknya. Di luar gedung, Aksa baru saja turun dari mobil hitam yang membawanya dari meeting penting di pusat kota. Jasnya masih terlihat rapi, tapi matanya tampak lebih gelap. Ia menarik napas panjang sambil menatap pintu masuk galeri dengan tatapan penuh tekad. Aksa memasuki ruangan dengan langkah mantap didampingi Reza. Aroma parfum mahal dan denting gelas anggur langsung menyambutnya. Namun, pandangannya hanya mencari satu sosok, Lira. Dan di sana, di bawah
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari