Saat jeda lagu berikutnya, ponsel Falisha berbunyi. Ia merogoh tas nya dan melihat nomor yang dikenalnya. Dengan cepat ia berdiri dan meninggalkan meja, menghindari kebisingan. "Assalamualaikum." "Waalaikumsalam, Kak. Kak Fali?" Suara seorang gadis di seberang sana terdengar panik. "Iya Hilmi. Ini kakak. Kenapa?" "I-ini Kak, a-anu." "Hilmi, Sayang. Tarik nafas. Keluarkan." Titahnya perlahan. "Kenapa? Ada apa? Ada masalah di panti?" "I-itu Kak. Dennis dari sore bilang dia sakit perut. Aku bawa ke klinik dia gak mau. Tadi habis magrib dia teriak-teriak sambil nangis pegangin perutnya. Hilmi bawa ke puskesmas, kata dokternya Dennis usus buntu, harus dioperasi. Gimana ni, Kak?" Gadis itu terdengar terisak. Falisha bingung, entah Hilmi menangisi keadaan Dennis atau gadis itu membingung