Falisha merasakan pening di kepalanya seluruh tubuhnya terasa sakit. Denyutan terasa di sana sini. Entah itu kaki, perut dan juga kepalanya. Suara gemerisik dari orang-orang yang berbicara di sekitarnya membuat Falisha sadar bahwa dia tidak sendiri. Rasanya berat untuk membuka mata. Falisha mengingat kejadian sesaat sebelum ia tidak sadarkan diri. Ballroom hotel, Gibran, dan rasa sakit di tubuh terlebih di hatinya. "Aka mau periksa. Tapi risih lihat kalian semua. Kayak dilihatin mata-mata yang banyak. Apa perlu Akara usir kalian semua dari sini?" Suara adik kembarnya itu benar-benar mengganggunya. Telinga Falisha kini terasa berdengung. "Berisik, Aka.." Falisha mencoba menegurnya. Suaranya terdengar lemah bahkan ditelinganya sendiri. Entah apakah Akara menyadarinya atau tidak. Tapi Fal