"Tapi, apa keputusan yang kita ambil sudah tepat? Bukankah jika melakukannya maka kita sedang mempermainkan pernikahan?" Tanya Rosalin ragu. "Hanya itu satu-satunya cara agar kita bebas melakukan apapun tanpa desakan pihak manapun. Ah ngomong-ngomong, sopirmu itu, apa dia juga menyukaimu?" Tanya Jason. Rosalin menghela napas panjang. "Entahlah, aku tidak berani menanyakannya. Dia memberi perhatian lebih, menunjukkan tanda-tanda menyukai, tapi tidak sekalipun dia menyatakan perasaan. Jangan-jangan cintaku bertepuk sebelah tangan?" "Kita benar-benar berada dalam lingkaran perasaan yang rumit. Jesika, wanita itu sangat tenang meskipun kami pernah berciuman. Aku berharap dia serakah. Tapi sepertinya dia tidak begitu. Dia menerima tanpa merengek, dia kuat dan tegar. Yang membuatku kesal adal