“Miss Della?”
“Ya?”
“Kimi sudah datang Miss...”
“Oh, oke.”
Aku mendengar percakapan mereka, dua orang wanita yang berdiri tak jauh dariku. Wanita yang satu adalah admin tempat terapi untuk anak-anak berkebutuhan khusus yang aku kunjungi siang ini, sementara wanita lainnya adalah psikolog anak yang namanya sudah cukup familiar di telingaku.
“Hai Kimi...” sapa Della, ramah. Ia berjongkok di depan puteriku yang masih berusia 30 bulan.
Kimi justru menghambur ke pelukanku, menenggelamkan wajahnya di dadaku seraya tersenyum, malu.
“Miss Della punya banyak mainan lho... Yuk kita main?” ujarnya lagi.
Aku hanya memperhatikan interaksi perkenalan mereka. Della yang terus melakukan kontak mata dengan puteriku, mensejajarkan manik mata mereka, dan tersenyum hangat seraya mengulurkan tangannya.
