Hampir pukul sepuluh malam, Lilly baru sampai ke apartemen miliknya. Sejujurnya ia lebih suka berada di jalanan daripada harus memilih pulang, terlebih setelah Roonald datang dan tinggal bersamanya. Tidak ada yang lebih buruk lagi, daripada bertemu dengan Ronald. Dalam hati kecilnya, Lilly berharap Ronald pindah rumah atau lelaki itu kembali pulang ke negara asalnya, Spanyol.
Untuk apa ia menjauhi Ibunya, jika pada akhirnya ia harus kembali bertemu dengan Ronald.
Dengan hati was-was, Lilly membuka pintu perlahan. Rumahnya masih terasa kosong, bahkan lampu-lampu masih nampak gelap. Sepertinya Ronald tidak ada dirumah.
Lilly bisa menghela nafas lega, setelah ia memastikan Ronald benar-benar tidak ada di rumah. Atau mungkin lebih baik, lelaki itu bertemu dengan seseorang dan meninggalk
