Kantor yang selama ini menjadi tempat kebersamaan antara dirinya dan Darren, kini sepi. Hanya ada dirinya dan meja kerja Darren yang sudah terlihat kosong. Meja yang tidak berpenghuni dan hanya tinggal kenangan dimana Lilly bisa menatap seorang lelaki yang selalu menatap serius ke arah layar komputer dihadapannya. Darren tidak lagi menunjukan diri, ia seolah enggan bertemu dengannya bahkan lelaki itu sudah terlebih dulu pergi disaat Lilly belum mengucapkan sepatah kata perpisahan. Mengenaskan. Tapi, Lilly memang sedang berada di fase terendah. Dimana ia malu untuk bertemu dengan Darren. Mengikhlaskan sebuah hubungan yang baru saja dimulai memang tidak mudah. Meski belum lama, namun Lilly bisa merasakan hatinya begitu sakit melepas kepergian Darren. Jika sebagian orang akan berusaha un