"Kamu yakin?" Tanya seorang lelaki pada Nova. Lelaki itu kembali meyakinkan Nova. "Untuk saat ini belum." Nova menaruh kembali lembaran kertas putih di atas meja. "Aku masih memberinya kesempatan satu kali lagi." Lanjutnya. "Sepertinya mereka semakin hari, semakin dekat." Ujar si lelaki. "Awalnya aku mengira hanya sekedar cinta monyet biasa, ternyata lebih dari sekedar itu." Nova menghela lemah. "Aku tau, Jevano dan Queen saling mencintai dan mungkin saat ini keduanya tengah merencanakan sesuatu." Nova menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. "Aku tidak bisa mengubah perasaan seseorang. Tapi aku bisa mengubah nasib seseorang dengan mudah." "Terserah kau saja. Aku hanya membantu, selebihnya menjadi urusan kalian berdua." "Kamu tidak perlu khawatir. Aku tidak akan melibatkan