bab 101

1830 Kata

Air mata Queen tidak berhenti menetes. Dadanya sesak, tubuhnya bergetar, menahan luapan emosi yang tidak bisa ditahannya. Dengan kasar, ia pun mengusap lelehan air mata yang terus berjatuhan membasahi wajahnya. Sekilas Queen melirik ke arah jendela, ia melihat Jevano berdiri memandang ke arah kamarnya. Tidak berselang lama, lelaki itu pun pergi. Queen tidak bisa membiarkan Jevano pergi begitu saja, banyak kata yang belum disampaikan olehnya. Termasuk, terima kasih karena sudah hadir dan mengisi hari-harinya. Queen beranjak dari tempat tidurnya, menuju garasi Diman mang Ade terlihat berada disana. "Kunci motor mana, Mang?" Tanya Queen. "Ada di lemari kunci." Balas Mang Ade. Ia menatap bingung ke arah Queen. "Ambilin. Sekarang!" Ucap Queen, dengan nada memerintah. "Iya, tung

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN