Mulut Nyinyir

1029 Kata

Dua hari lagi. Pernikahan Raka dan Dira akan digelar di restoran pusat, tempat yang dulu sering jadi lokasi makan malam keluarga, perayaan kecil, bahkan tempat aku dulu pernah membayangkan hari bahagiaku sendiri. Tempat yang sekarang terasa asing. Tempat yang kini bukan lagi milikku. Grup alumni mendadak seperti ajang pamer undangan pesta kerajaan. Semua sibuk membicarakan pasangan yang akan mereka bawa ke resepsi, dress code yang katanya harus serba elegan, dan souvenir pernikahan yang—menurut kabar—akan berupa jam tangan branded limited edition. Jam tangan! Untuk tamu! Ayah benar-benar gila-gilaan kali ini. Demi putri bungsunya. Demi Dira. Sementara dulu, ketika aku meminta sedikit bantuan untuk melunasi apartemen—rumah satu-satunya yang ku beli dengan hasil kerja keras—aku harus me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN