Jejak Cinta

1034 Kata

“Yakin nggak ada yang sakit?” tanya Mahendra. “Gak ada, Mas. Tadi kan Febi udah bilang kalau dia yang terluka. Kasihan banget ih— tangannya pasti melepuh gara-gara terkena minyak panas.” “Buat apa dikasihani?” “Mas Mahen kok gitu sih? Bagaimanapun juga, Febi itu adikmu. Memang bukan keturunan asli Wirasatya, tapi tetap cucu kesayangan Oma dan Opa.” “Dia terlalu dimanja sejak kecil. Semua yang dia mau dituruti. Jadi sekarang susah diatur. Untungnya Om dan Tante nggak segan menegurnya—seperti tadi.” Aku bersandar di d**a bidang Mahendra. Kami duduk di balkon kamarnya, mencoba menenangkan hati. Angin malam berhembus sejuk, membawa aroma bunga dari taman, sementara suara air mancur kecil terdengar menenangkan. “Ay—” “Hm?” “Jangan pernah berpikir untuk meninggalkan aku! Hanya karena sik

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN