Chapter 6

1117 Kata
Alessia Wilson. Berdiri tepat di hadapan Harry dan Shailine. Masih lengkap dengan peralatan bersih-bersihnya. Wajahnya tetap datar dan tak menunjukkan ekspresi apapun. “Siapa kau? Apa yang kau lakukan di sini? Dilihat dari pakaianmu, sepertinya kau cleaning service. Dan kau belum menyelesaikan pekerjaanmu di jam begini?” Tanya Shailine bingung. Alessia tak menjawab pertanyaan Shailine, memandangnya pun tidak. Alessia hanya terfokus pada Harry. Ia lalu melangkah ke arah Harry. “Tolong jangan mencari tahu tentang saya lagi!” Ucap Alessia sembari memberikan selembar kertas berisikan biografi singkatnya pada Harry. Meski ia mengucapkannya dengan datar, namun terdengar jelas bahwa kalimat Alessia barusan sangat tegas. Setelah selesai mengucapkannya, Alessia keluar dari ruangan Harry sembari mendorong troli bersih-bersihnya. “Wah! Siapa dia?” Tanya Alessia penasaran. “Baru kali ini aku melihat seseorang bicara lantang seperti itu padamu” Kagum Shailine. Karena Harry tak kunjung menjawab pertanyaannya dan hanya berdiam diri di tempat, Shailine semakin curiga bahwa Harry dan gadis yang dilihatnya tadi memiliki hubungan, atau... “Cinta sepihak ya?” Tanya Shailine asal. “Dan apa ini?” Tanyanya kemudian merebut kertas yang berada di tangan Harry membuat pria tersebut terkejut dan merebutnya kembali. “Jadi benar cinta sepihak ya?” Tebak Shailine. Harry lalu menatap horor ke arah Shailine. Ia sungguh tak percaya bahwa satu-satunya sepupunya bisa mempertanyakan hal itu. “Diamlah Lily” Ucap Harry kemudian berjalan ke arah mejanya dan duduk di kursi kebesarannya meninggalkan Shailine. “Aku ‘kan hanya bertanya. Kenapa kau marah seperti itu? Orang bilang, kalau kau marah hanya karena pertanyaan seperti itu, berarti itu memang benar” Ujar Shailine. “Apa Aunty Grace sudah tahu?” Tanyanya semangat. “Aku tidak marah, jadi berhentilah bicara yang tidak-tidak. Dan jangan mengatakan hal yang tidak penting pada Mommy” Ucap Harry. “Aku tak percaya. Ucapan laki-laki tidak bisa dipercaya kecuali Daddy dan Uncle Andrew. Sebenarnya kau juga bisa dipercaya, tapi setelah kau menikah. Hahahaha” Tawa Shailine menggema di ruangan Harry. Kemudian berhenti kala mengingat sesuatu. “Oh iya, ngomong-ngomong kapan kau akan menikah? Tahun depan kau sudah berusia tiga puluh tahun” Lagi-lagi tawa Shailine pecah membuat Harry semakin menggeleng-gelengkan kepalanya. Untung saja Shailine sepupunya. Kalau bukan, entah bagaimana nasib Shailine di detik berikutnya karena berani mempermalukan dirinya. Di ruangannya pula. “Kalau kau tidak diam juga, aku tidak akan menemanimu belanja” Ancam Harry. “Coba saja kalau berani atau akan muncul berita ‘Seorang Harry Wallace memiliki cinta sepihak dengan seorang wanita yang bekerja di perusahaannya’“ Ancam Shailine balik. “Kau benar-benar!” Geram Harry. “Sudahlah sepupu, mau bagaimanapun kau tidak akan bisa mengalahkanku” Angkuh Shailine. “Kalau begitu aku akan pergi tidur dulu, aku mengantuk. Bangunkan aku kalau sudah waktunya makan siang, ya” Lanjutnya kemudian berjalan ke sebuah ruangan lain yang terdapat di ruangan Harry. Kamar pribadi yang biasa Harry tempati kalau ia sedang lelah bekerja atau ia harus lembur di kantor dan tak sempat pulang. ------- “Hai Ale!” Sapa Luna saat melihat Alessia lewat di hadapannya. Alessia hanya melirik ke arah Luna tanpa menyapa balik. Dan Luna tak merasa tersinggung sama sekali karena ia sudah terbiasa dengan orang yang sifatnya sama seperti Alessia. Orang seperti Alessia, kalau kamu menyapa dan dia melirikmu saja kamu sudah sangat beruntung. Karena tak semua orang seperti Alessia akan mengakui keberadaanmu, namun bukan berarti sifat seperti itu dikategorikan sombong. Karena masing-masing orang memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda-beda. “Oh iya. Pria yang mencarimu kemarin itu sangat tampan. Dia siapa?” Tanya Luna penasaran. “Pengacara” Jawab Alessia. Saat bersiap-siap untuk pergi, pertanyaan Luna selanjutnya harus menahan kepergiannya. “Pengacara? Kamu punya pengacara pribadi?” Tanya Luna. “Pengacara ayahku” Jawab Alessia. “Oh, tapi dia sangat tampan. Kira-kira dia sudah punya pacar belum ya?” Tanya Luna. Alessia hanya mengangkat sebelah alisnya. “Bisakah kamu tolong tanyakan apakah dia sudah punya pacar atau belum?” Tanya Luna sedikit memohon. “Oh itu dia datang. Tolong ya tanyakan, kali ini saja” Mohon Luna kemudian sedikit mendorong bahu Alessia. “Selamat siang, Miss Wilson” Sapa Jacob dengan senyum menawannya pada Alessia. “Apa kau sudah punya pacar?” Tanya Alessia membuat Luna seketika melotot ke arah Alessia. Ingin rasanya ia melempar Alessia jauh-jauh. Sementara Jacob langsung tersedak ludahnya sendiri ketika mendengar pertanyaan blak-blakan dari Alessia. “M, maaf Miss?” Tanya Jacob. “Apa kau sudah punya pacar? Ada seseorang yang mengagumimu” Ucap Alessia. Dalam hati Luna merasa lega karena Alessia tak membongkar rahasianya. Walau tetap saja, ia merasa malu karena Alessia bertanya seperti tepat di depannya. “Kalau boleh jujur, saya belum memiliki siapapun di hati saya Miss Wilson” Ucap Jacob canggung. Setelah Jacob menjawabnya, Alessia melihat ke arah Luna yang juga menatapnya. “Dia bilang tidak” Ucap Alessia pada Luna. Dan saat itu juga dunia Luna seakan runtuh total. Luna pikir Alessia tak akan mengungkit dirinya, tapi ucapan Alessia barusan seakan ada bom atom menghantam dirinya. Luna hanya bisa menunduk malu ketika Jacob juga melihat ke arahnya dengan tatapan bingung. “Apakah suratnya sudah selesai?” Tanya Alessia. “Sudah, Miss” Ucap Jacob. “Bagaimana kalau kita bertemu di caf...” “Kita bicarakan di sini saja” Ucap Alessia memotong ucapan Jacob. Alessia lalu segera berjalan ke sofa lobi diikuti Jacob di belakangnya setelah Jacob memberikan senyum pada Luna yang membuat gadis itu merasa dunianya dipenuhi oleh bunga anggrek, bunga favoritnya setelah diterjang bom atom. “Sebelum itu, saya ingin memastikan kembali mengenai keputusan Anda karena apapun Anda pilih kali ini merupakan suatu keputusan besar” Ucap Jacob. “Mendiang Mr. Wilson mengatakan bahwa beliau membangun perusahaan tersebut dari nol hingga menjadi perusahaan besar seperti sekarang tanpa sepengetahuan Anda dan mendiang Mrs. Wilson karena ingin memberikan kalian kejutan. Tapi sepertinya hal itu tidak dapat terlaksana karena kondisi beliau. Beliau juga mengatakan bahwa memiliki perusahaan besar merupakan mimpi Anda sejak kecil. Jadi mengapa Anda menyia-nyiakan kesempatan yang mungkin hanya datang satu kali pada Anda?” Jelas Jacob. “Anda juga tidak ingin menempati rumah yang beliau bangun agar Anda dapat membuat kenangan baru. Bukankah mendiang Mr. Wilson akan sedikit kecewa dengan keputusan Anda saat ini?” Tanya Jacob. Beberapa menit tak mendapat jawaban, Jacob kembali bersuara. “Mungkin Anda perlu memikirkannya kembali” Sahut Jacob. “Ini kartu nama saya, Miss. Anda boleh menelepon saya jika Anda telah memutuskannya kembali” Lanjutnya. “Kalau begitu saya permisi” Ucap Jacob kemudian pergi meninggalkan Alessia yang masih merenung di tempatnya. Cukup lama Alessia duduk di sana hingga menghabiskan jam istirahatnya hanya dengan duduk terdiam merenung seorang diri di tengah-tengah para karyawan yang berlalu-lalang. Saat Alessia kembali ke meja resepsionis untuk mengambil troli bersih-bersih dan hendak melanjutkan pekerjaannya, Luna kembali berseru padanya. “Ale! Aku sangat bahagia, dia memberikan senyum padaku! Dia tersenyum padaku Ale!” Sahut Luna girang sembari lompat-lompat di tempatnya seperti anak kecil yang baru saja mendapat boneka. “Ini” Ucap Alessia sembari memberikan kartu nama Jacob pada Luna. “Apa ini?” Tanya Luna. Matanya sontak melotot kala melihat nama Jacob tertera di atasnya. Luna lalu menengadah ke depan tapi tak menemukan sosok Alessia lagi di hadapannya yang ternyata telah berjalan menjauh. “ALE, TERIMA KASIH YAA~~!” Teriak Luna ketika masih melihat punggung Alessia yang telah berjalan menjauh. Untung saja suasana di lobi saat itu sudah kembali sepi karena saat ini telah masuk jam kerja. Kalau tidak, beberapa karyawan mungkin akan mendemonya karena berteriak sesuka hati. Tapi meskipun hal itu terjadi, Luna juga akan rela, malah akan sangat rela. Yang penting ia telah mendapat nomor Jacob.    ------- Ada yang nge-ship Jacob sama Luna nggak yaa? :D Love you guys~
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN