bc

Hasrat Terlarang Kakak Ipar

book_age18+
22
IKUTI
1K
BACA
forbidden
love-triangle
family
HE
forced
opposites attract
badboy
kickass heroine
boss
heir/heiress
drama
sweet
bxg
lighthearted
kicking
bold
city
office/work place
rejected
secrets
affair
friends with benefits
polygamy
addiction
like
intro-logo
Uraian

Cinta bukan sekedar soal sentuhan, tapi mampukah cinta tetap bertahan tanpa adanya sentuhan? Renata Lyodra sangat mencintai suaminya, Kris Asher. Namun, Kris tak pernah menyentuhnya sejak mereka menikah. Pria itu selalu beralasan lelah, dan berbagai alasan lainnya. Di satu malam Renata terpaksa memuaskan diri sendiri karena sudah tak tahan 3 bulan diabaikan sang suami. Di saat itu lah tanpa sengaja Ethan Gray, kakak iparnya memergokinya. Sejak hari itu Ethan tak berhenti menggoda Renata bahkan kerap kali mengajaknya bercinta. Mampukah Renata bertahan dari godaan liar nan panas kakak iparnya? Ataukah terhanyut gelora hasrat terlarang penuh gairah yang kakak iparnya tawarkan?

chap-preview
Pratinjau gratis
1. Ketahuan Menjadi Awal
“Kris … lebih cepath, lebih cepath Krishh. Ah ….” Desahan wanita itu memenuhi kamar saat jari-jari lentiknya menyentuh titik sensitifnya hingga membuatnya menggelinjang. Dan saat kedua kakinya gemetar hebat seperti terkena sengatan listrik, jutaan kembang api seakan meledak-ledak menciptakan kilatan cahaya warna-warni yang menghanyutkan. Wanita bernama Renata Lyodra itu membuka mata perlahan dan bayangan indah yang sebelumnya bak mimpi, kini lenyap. Ya, bayangan indah bergumul dengan suaminya dengan hebat hanya ada dalam bayangan dan mimpinya saja, karena hingga detik ini suaminya belum pernah menyentuhnya sejak 3 bulan mereka menikah. Mata Renata perlahan mulai basah oleh air mata saat ia mengasihani dirinya sendiri. Sebegitu inginnya bercinta dengan sang suami, membuatnya sampai melakukan hal gila seperti ini, mereguk kenikmatan dengan jari. “Mau aku bantu?” Deg! Mata Renata melebar, tubuhnya menegang kaku mendengar suara berat seorang pria. Andai saja ini suara suaminya, ia mungkin akan dengan senang hati menerima bantuan yang ditawarkan. Sayangnya, pemilik suara itu bukan Kris Asher, suaminya, melainkan Ethan Gray, kakak iparnya. Ethan Gray, pria berusia 29 tahun yang berdiri di depan ranjang Renata, menyeringai ganas menatap buah peach di antara kaki Renata yang terbuka. Seakan lupa bahwa Renata adalah adik iparnya, hasrat liarnya menggelora. *** Suasana ruang makan terasa menegangkan bagi Renata meski sesekali kedua mertua juga kakak ipar dan suaminya bicara ringan. Bukan tanpa sebab, sejak kejadian malam itu, saat Ethan memergokinya, dirinya tak bisa bersikap biasa saja di depannya. Sayangnya, tidak dengan Ethan, pria itu terlihat biasa saja seperti tak terjadi apa-apa di antara mereka. Namun, itu hanya saat di depan orang. Saat mereka hanya berdua, Ethan dengan lancang menggodanya. “Re? Renata? Kau sakit?” Renata tersentak mendengar suara sang ibu mertua. Terlalu melamun membuatnya tak mendengar apa yang baru saja ibu mertuanya itu katakan. “I- iya, Bu. A- ada, apa?” tanya Renata terbata. “Ibu tadi tanya, apa kau ke butik hari ini?” ujar Kris, suami Renata yang duduk di sebelahnya. “Ah, i- iya, Bu. Ada apa?” “Tidak apa-apa, Re. Ibu hanya khawatir, apa kau sakit? Beberapa hari ini ibu lihat kau sering melamun,” ucap Bela, ibu dari Ethan dan Kris. “kalau sakit, lebih baik di rumah saja istirhat,” imbuhnya. “Aku … aku baik-baik saja, Bu. Hanya sedikit memikirkan pekerjaan. Seorang pelanggan meminta gaun yang sulit kukerjakan tapi aku tidak mau mengecewakannya,” ujar Renata berdusta. “Oh, begit u. Tapi kau tidak perlu memaksakan diri, Re,” tutur Bela. “Ibumu benar. Harusnya kau lebih memikirkan bagaimana agar cepat punya anak,” sahut Hunsen, ayah dari Ethan dan Kris. “Ayah,” tegur Bela mendengar ucapan sang suami. Renata tertunduk sambil tersenyum kecut. Bagaimana bisa dirinya memiliki anak kalau suaminya saja tak pernah menyentuhnya? Renata melirik Kris yang menyesap kopi pahitnya dengan tenang, seakan ucapan dari kedua orang tuanya bagai angin lalu yang berembus. “Kapan kau mau memberiku cucu, Kris. Semua teman ayah sudah punya cucu, kau mau menunggu ayah mati dulu baru punya anak?” Tatapan Husen sepenuhnya tertuju pada Kris, tapi ucapannya tentu ia tujukan bagi Kris dan Renata. “Ayah, kami baru tiga bulan menikah. Kami masih ingin menikmati masa pacaran, bukan begitu?” Kris menatap Renata seraya menggenggam tangannya di atas pangkuan. Renata menatap tangan Kris yang menggenggam tangannya, ia lalu berusaha menyunggingkan senyuman dan menganggukkan kepala. “Lagipula, kenapa tidak meminta kakak menikah dan memberi ayah cucu?” Pandangan Kris tertuju pada sang kakak yang duduk berseberangan dengannya. Ethan hanya diam sambil tetap menyesap kopi pahitnya seraya membalas tatapan Kris padanya. Meski Kris sering kali mengatakan hal serupa, tak akan mengubah pendiriannya bahwa ia tak akan menikah sampai batas waktu yang ia sendiri belum bisa menentukan. Semua ia lakukan sebagai bentuk balas dendam pada kedua orang tuanya. Dulu, ia ingin meminang kekasihnya, tapi kedua orang tuanya melarang, memintanya bekerja lebih dulu dan mengumpulkan uang untuk masa depan. Akhirnya kekasihnya menikah dengan orang lain karena tak mau menunggunya sukses seperti tuntutan kedua orang tuanya. Dan sekarang, setelah ia sukses sebagai pendiri Milion Group, ia tak akan menikah meski kedua orang tuanya memaksa. Hunsen hanya diam, begitu juga Bela. Mereka tak akan mungkin melakukannya, memaksa Ethan menikah saat Ethan dengan tegas mengatakan tidak. Karena Ethan, mereka bisa hidup berkecukupan bahkan bisa dibilang menjadi keluarga berada, jadi mereka tak akan berani memaksa Ethan mengikuti kehendak mereka. Ethan adalah anak emas bagi keduanya, anak yang membawa keberuntungan. Tiba-tiba Kris bangkit dari duduknya lalu mengecup pucuk kepala Renata. “Aku pergi dulu. Sampai jumpa,” ucapnya kemudian meninggalkan ruang makan. Ia muak melihat kedua orang tuanya tak bisa bicara jika sudah menyangkut kakaknya. Karena terlalu sayang pada kakaknya, dirinya yang harus jadi korban menuruti kehendak mereka. Mentang-mentang kakaknya telah berjasa, dirinya yang jadi tumbal. Pandangan Renata mengikuti setiap langkah Kris yang meninggalkan ruang makan. Sejak awal ia merasa ada yang aneh dengan hubungan Kris dan kedua orang tuanya juga kakaknya, tapi hingga detik ini, Kris tak mau bicara. Kadang ia berpikir, apakah Kris tidak mencintainya? Jika begitu, kenapa pria itu melamarnya dan menikahinya? Renata tersentak saat merasakan sentuhan pada kakinya di bawah meja. Seketika pandangannya mengarah pada Ethan yang menyeringai tipis padanya. Renata menelan ludah dan menundukkan kepala. Ia ingin sekali pergi, tapi ia harus membantu membereskan meja makan sementara kedua orang tuanya belum selesai. Seperti tak punya rasa takut padahal masih ada kedua orang tuanya bukannya berhenti, Ethan justru mulai beringas dengan menyingkap rok Renata dengan kakinya. Sret! Derit kursi terdengar saat Renata bangkit berdiri. Ia lalu membawa piringnya dan piring Kris untuk ia cuci tak peduli kedua mertuanya sudah selesai atau belum. Ia tak tahan, jika saja ia punya keberanian, ia sudah menampar Ethan. Sayangnya, ia terlalu takut. Takut tidak ada yang mempercayainya bahkan suaminya sendiri jika mengatakan perbuatan kurang ajar Ethan. Tak lama kemudian, Renata telah dalam perjalanan menuju butiknya, jaraknya kurang lebih setengah jam perjalanan dari rumah. “Apa yang sebenarnya dia inginkan?” batin Renata melihat dari spion bahwa mobil Ethan mengikuti di belakangnya. Sejak kejadian waktu itu Ethan semakin beringas menunjukkan ketertarikan padanya. Renata menambah kecepatan, ingin segera sampai butik agar terbebas dari Ethan. Butiknya adalah tempat yang paling aman dari pria kurang ajar itu. Baru menambah kecepatan, tiba-tiba sebuah motor masuk ke jalan membuat Renata terpaksa membanting setir untuk menghindari kecelakaan. Motor itu berhasil selamat, dan segera kabur melihat mobil Renata masuk ke dalam parit. Tubuh Renata gemetaran, jantungnya berdetak tak karuan. Meski begitu, ia sedikit bersyukur karena selamat. Sayangnya, tidak dengan mobilnya. Paritnya cukup dalam. Beberapa orang pengendara mulai menepi berniat menolong Renata. Namun, dari semua orang itu, yang paling pertama mengulurkan tangannya saat Renata membuka pintu mobilnya adalah, Ethan. Tubuh Renata menegang melihat Ethan dan uluran tangannya. “Apa yang kau tunggu?” tanya Ethan karena Renata tak segera menerima uluran tangannya. Renata bimbang, ia begitu takut tapi sialnya, dari semua orang yang berhenti, hanya Ethan yang berniat menolongnya. Mungkin karena mereka melihat sudah ada Ethan yang membantunya. Dengan terpaksa Renata menerima uluran tangan Ethan. Ia berpegang kuat saat Ethan menarik tangannya dari tepi trotoar. Dan … brugh! Terlalu kuat tarikan tangan Ethan, ia kehilangan keseimbangan membuat tubuh Renata jatuh di atasnya. Renata memejamkan mata rapat saat wajahnya menghantam keras d**a Ethan kala Ethan jatuh terlentang. Sinyal bahaya pun muncul saat ia merasakan Ethan memeluk erat pinggangnya membuatnya berusaha segera bangun. Renata buru-buru berdiri tanpa mengucapkan terima kasih. Ia kemudian mengambil jarak dari Ethan untuk menghubungi sang suami. “Ha- halo, Kris.” “Ya, ada apa, Re?” “A- aku … aku mengalami kecelakaan,” ucap Renata dengan suara bergetar. “Apa? Lalu, bagaimana keadaanmu?” Belum sempat Renata menjawab, ponselnya telah direbut oleh Ethan. “Aku kebetulan di belakangnya. Istrimu sangat ceroboh.” “Kakak? Kakak bersama Renata sekarang?” Renata merebut kembali ponselnya dan melotot pada Ethan. Kembali menempelkan ponsel ke telinga, ia kembali bicara. Namun, bahkan belum selesai ia mengucap satu kalimat, suara Kris lebih dulu menyela. “Sudah ada kakak, tidak apa-apa jika aku tidak menyusulmu, kan, Re? Aku baru saja sampai, keberadaanku dibutuhkan di sini.” Renata terdiam. Bisa-bisanya Kris lebih mementingkan pekerjaannya dibanding dirinya. “Halo, Re? Tidak apa-apa, kan? Maafkan aku. Nanti aku akan pulang cepat jika pekerjaanku selesai. Aku akan meminta tolong pada kakak untuk membawamu ke rumah sakit.” “Tidak, tidak perlu, Kris. Aku baik-baik saja.” “Syukurlah. Kalau begitu, sampai jumpa lagi.” Setelah mengatakan itu Kris mengakhiri panggilan. Wajah Renata yang sebelumnya pucat karena kecelakaan yang dialaminya, kini lebih pucat mendengar respon suaminya. Kadang ia berpikir, apakah Kris benar-benar mencintainya? Sementara sikap pria itu terlalu cuek padanya, bahkan hingga detik ini Kris belum menyentuhnya. Ia masih perawan meski meski sudah menikah 3 bulan. “Kau dengar? Suamimu mempercayakanmu padaku,” ucap Ethan. Renata hanya diam. Ia pun sengaja mengabaikan Ethan dan berniat memesan taksi via online. Sayangnya, keberuntungan tak berpihak padanya, ia kehabisan kuota. “Sial!” batin Renata. Ethan tersenyum miring melihat masalah yang Renata alami. “Mau kupinjami ponsel? Atau, kuantar sampai depan butikmu?” “Tidak perlu,” kata Renata. Meski sebenarnya ia harus segera sampai ke butiknya sebab sudah ada janji dengan salah seorang klien yang ingin memesan gaun pernikahan padanya. “Sungguh? Nanti klienmu menunggu.” Mata Renata melebar. Bagaimana bisa dia tahu? batinnya seraya menatap Ethan. Ethan menyunggingkan senyuman. Senyuman yang di mata Renata tampak seperti seringai kejam. Di lain sisi, Kris yang berprofesi sebagai pengawas proyek, mulai memasuki lapangan. Namun, langkahnya terhenti saat ponsel dalam sakunya berdering. “Halo, Kris. Bisa tolong aku? Aku membutuhkan bantuanmu sekarang.” “Apa? Apa yang terjadi? Baik lah, aku segera ke sana.” Kris bergegas meninggalkan tempat itu setelah mendapat telepon dari seseorang yang pastinya, bukan Renata.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
181.2K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
230.2K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
20.9K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
154.4K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
18.0K
bc

My Secret Little Wife

read
128.6K
bc

Ibu Susu Anak Dosen Duda

read
4.4K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook