Gin perlahan membuka pakaiannya dan memandangi bekas cengkraman kuku Harumi yang membekas di lengannya. Ia meringis perlahan, karena bekas cengkraman itu terasa sangat perih. Tiba-tiba ia mendengar suara pintu kamarnya dibuka dan terlihat Harumi masuk ke dalam kamar tanpa sungkan. “Duduk!” suruhnya galak pada Gin. Gin pun duduk di sisi ranjang dan membiarkan Harumi mengobati bekas cengkraman tangannya di lengan Gin. Semilir aroma parfum murah tercium dari tubuh Harumi, walau begitu tetap terasa nyaman di penciuman Gin. Gin menatap wajah Harumi yang serius mengkompres lengannya dan mengoleskan salep. Entah mengapa tiba-tiba ia merindukan wajah perempuan yang berada dihadapannya. Ucapan Rima kembali terngiang di telinganya. Minta maaf, itu yang seharusnya Gin lakukan saat ini pada Ha

